Sukabumi Update

Google Search Gunakan Fitur AI, Simak Syarat Menggunakannya

Google Search Gunakan Fitur AI, Simak Syarat Menggunakannya. | (Sumber : Pixabay/@Firmbee.)

SUKABUMIUPDATE.com - Google Search kembali membuat gebrakan baru dalam mesin pencariannya. Google search melakukan perubahan dengan menambahkan kecerdasan buatan (AI) dalam hasil pencariannya.

Fitur kecerdasan buatan itu dinamakan AI Snapshot. Namun pencarian Google Search dengan AI ini tidak sepenuhnya menggunakan chatbot. Google hanya menempatkan fitur AI itu didalam sebuah kotak di antara hasil pencarian eksisting.

Mengutip Tempo.co, fitur AI snapshot tersebut seluruhnya disusun oleh model bahasa yang luas dan dimiliki Google. Lalu semua ituseluruhnya bersumber dari open web.

Baca Juga: Link Nonton Film Sewu Dino Full Movie, Film Horor Tentang Santet yang Mematikan

Untuk mendemonstrasikannya, Wakil Presiden Google untuk Mesin Pencarian, Liz Reid, mengetikkan kalimat ini dalam kotak Google search: 'Why is sourdough bread still so popular?'

Reid lalu memijit tombol enter. Seperti normalnya, Google langsung memuat hasil pencariannya. Di atas daftar hasil itu, sebuah sebuah kotak oranye berkedip dan bersinar. Padanya tertulis “Generative AI is experimental.”

Beberapa detik kemudian, muncul ringkasan bangkitan AI. Isinya beberapa paragraf yang mendetailkan seberapa enak rasa roti sourdough, manfaat dari kemampuan prebiotikya, dan lebih banyak lagi. Bergeser ke sisi kanan kotak itu, terdapat tiga tautan ke situs dengan informasi yang dikatakan Reid, "mengkonfirmasi atau mendukung," apa yang ada dalam ringkasan.

Baca Juga: Review Film Sewu Dino, Kisah Gadis Muda Terjebak Praktik Santet 1.000 Hari

Reid kemudian menggerakkan tetikus menunjuk ke kanan atas kotak oranye itu dan meng-klik sebuah ikon yang dinamakan para desainer Google sebagai 'the bear claw'. Ikon itu membuka sebuah tampilan baru di mana AI snapshot kini terbagi menjadi kalimat per kalimat, dengan tautan di bawah sumber informasi di setiap kalimat secara spesifik.

Itu, kata Reid, adalah juga bentuk konfirmasi. Dan dia menyebutnya sebagai bagian penting menuju cara implementasi AI oleh Google yang berbeda. "Kami ingin (Large Language Modwl, LLM), ketika mengatakan sesuatu, memberi tahu kita: apa saja sumber-sumber yang harus dibaca tentangnya?"

Baca Juga: 7 Rekomendasi Laundry Pakaian di Kota Sukabumi, Cocok Untuk yang Males Nyuci!

Reid memberi contoh pencarian yang lain. Kali ini dia mencari perangkat speaker Bluetooth terbaik untuk di pantai. Lagi, hasil pencarian yang standar muncul cepat, dan lagi, hasil bangkitan AI menyusul beberapa detik kemudian.

Isi AI snapshot memuat ringkasan penjelasan apa saja yang harus diperhatikan untuk speaker seperti yang dimaksud: umur baterai, ketahanan terhadap air, kualitas suara. Tautan-tautan disediakan ke tiga panduan jika ingin membeli tertera di sisi kanan, di bagian bawah adalah tautan belanja untuk setengah lusin opsi masing-masing dengan ringkasan bangkitan AI di sampingnya.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Toko HP di Sukabumi yang Terpercaya, Lengkap dengan Alamatnya!

Model Bahasa Paling Maju Google

Ini adalah wajah baru dari halaman hasil pencarian Google--yang selama ini dikenal lewat daftar tautan berkelir biru-nya. Wajah baru dalam rupa AI snapshot ini ditenagai oleh sebagian dari kerja LLM paling maju Google yang digunakan hingga saat ini, termasuk model tujuan-umum baru yang disebut PaLM 2 dan Multitask Unified Model (MUM) yang Google gunakan untuk memahami berbagai jenis media.

Baca Juga: 6 Cerita Misteri Gunung Salak, Mitos Kerajaan Gaib Hingga Kerap Telan Korban Jiwa

Wajah baru itu pula yang diharapkan bisa mengatasi kelemahan Google selama ini jika berhadapan dengan pencarian menggunakan frase yang panjang. Kueri seperti "Tempat apa saja yang harus saya kunjungi di Paris pada minggu depan?" atau "Restoran terbaik di Tokyo ada di mana?" Kueri-kueri itu adalah pertanyaan yang sulit dijawab karena mereka tak terdiri dari satu pertanyaan.

Di sanalah Google berharap kepada AI generatif. "Bottleneck-nya adalah ketahuan apa yang saya sebut 'orkestrasi struktur'," kata Prabhakar Raghavan, Wakil Presiden Senior di Google yang mengawasi Search. Menurut Raghavan, sebagian besar data eksis di suatu tempat diinternet atau bahkan di dalam Google, tapi menyusunnya menjadi satu jawaban yang koheren adalah pekerjaan sulit.

Baca Juga: 5 Tips Agar Pasangan Tetap Mencintaimu Meski Sudah Berhubungan Lama

"Orang ingin mengatakan, 'rencanakan untuk saya liburan selama tujuh hari'," kata Raghavan, “dan mereka meyakini jika jawaban yang diberikan AI pasti benar."

Syarat Gunakan AI Snapshot di Pencarian Google

Harus dicatat, untuk mendapatkan akses ke AI snapsfot, pengguna harus masuk ke fitur baru yang disebut Search Generative Experience (SGE). Ini adalah bagian dari sesuatu yang juga baru dan disebut sebagai Search Labs.

Tidak seluruh pencarian akan memicu jawaban menggunakan AI. Sebaliknya, AI snapshot hanya muncul ketika algoritma Google berpikir dia akan lebih berguna dibandingkan hasil pencarian standar. Itu sebabnya, subyek-subyek yang sensitif seperti kesehatan dan keuangan saat ini diatur Google untuk menghindari interferensi AI.

Baca Juga: Putu Gede Resmi Berpisah dengan Bhayangkara FC, Join Persib Bandung?

SGE diakui Google masih tahap eksperimen, tapi ditegaskan pula akan menjadi perubahan jangka panjang yang mendasar kepada cara pencarian orang-orang. Sekalipun kecil dibandingkan redesain Bing atau bahkan ChatGPT, SGE dipandang menjadi langkah pertama Google dalam memikirkan ulang bagaimana miliaran orang mencari informasi secara online--dan bagaimana Google mencari uang.

Satu diantara eksperimen yang diakui masih terus dikembangkan oleh insinyur dan desainer Google adalah menempatkan iklan ke dalam AI snapshot. Dari demo yang ditunjukkan Reid memang tak ada iklan yang ikut ditampilkan alias belum ada fungsi monetisasi yang berjalan.

Sumber: Tempo.co (The Verge)

 

Editor : Ikbal Juliansyah

Tags :
BERITA TERKAIT