Sukabumi Update

Inilah Para Pahlawan Kita di Asian Games

SUKABUMIUPDATE.com - Sejak pertama kali diselenggarakan pada 1951, Indonesia tak pernah absen menjadi peserta di Asian Games. Hanya ada tujuh negara Asia yang memiliki rekor ini. Meski begitu, prestasi Indonesia tak begitu cemerlang. 

Indonesia tercatat pertama kali meraih emas pada Asian Games keempat pada 1962. Saat itu Indonesia pertama kalinya menjadi tuan rumah. Sebanyak 11 emas diraih Indonesia. Saat itu, bulu tangkis pertama kalinya dipertandingkan. Total lima emas langsung diraih Indonesia dari nomor itu. 

Sejak saat itu, Indonesia tak pernah gagal meraih medali emas. Prestasi terburuk yang diraih adalah pada Asian Games 1986 di Seoul, Korea Selatan. Indonesia hanya mampu meraih 1 emas dari cabang tenis ganda putri, lewat pasangan Suzanna Anggarkusuma/Yayuk Basuki.

Berikut beberapa atlet Indonesia yang mampu menyumbang emas di turnamen multi event empat tahunan itu. 

1. Retno Kustiyah dan kawan-kawan

Emas pertama Indonesia di Asian Games diraih pada 1962. Saat itu Indonesia merebut emas dari nomor tim beregu putri yang diisi beberapa pemain seperti Retno Kustiyah, Minarni, Corry Kawilarang, dan Goei Kiok Nio. 

Saat itu Indonesia pertama kalinya menjadi tuan rumah. Cabang bulu tangkis pun merupakan kali pertama dipertandingkan. Pada akhirnya Indonesia merebut 5 emas, 3 perak, dan 3 perunggu.

Retno bersama Minarni berhasil mengulang kesuksesan ini di Asian Games 1966. Saat itu mereka menyumbang emas dari nomor ganda putri.

2. M Sarengat
Sarengat mengharumkan nama Indonesia pada Asian Games 1962 di Jakarta dengan meraih dua medali emas dari cabang atletik nomor lari 100 meter dan 110 meter lari gawang putra. Ia sekaligus mencetak rekor Asia untuk lari 100 meter dengan catatan 10,5 detik.

3. Yayuk Basuki dan Suzanna Anggarkusuma

Asian Games 1986 menjadi salah satu Asian Games terburuk bagi Indonesia. Total hanya ada satu emas yang diraih dari nomo tenis ganda putri, yakni Suzanna Anggarkusuma dan Yayuk Basuki.

Empat tahun kemudian pasangan ini mampu mempertahankan gelar juara mereka di Asian Games 1990 Beijing, Cina. Tak hanya itu, Yayuk bahkan juga menjadi juara di nomor ganda putra saat berpasangan dengan Hary Suharyadi. 

4. Supriyati Sutono

Cabang olahraga atletik bukan menjadi unggulan Indonesia di tiap penyelenggaraan Asian Games. Meski begitu, Supriyati Sutono mampu memecahkan mitos ini saat menjadi kampiun di nomor 5000 meter putri, pada Asian Games 1998 di Bangkok.

Ini pertama kalinya Indonesia meraih emas dari cabang atletik. Indonesia belum pernah lagi meraih medali dari cabang ini, hingga akhirnya pada Asian Games 2014 Incheon lalu, Maria Londa mendulang emas dari nomor lompat jauh.

5. Taufik Hidayat

Cabang olahraga bulu tangkis telah mengakar di masyarakat Indonesia. Cabang ini menjadi satu-satunya yang paling rajin menyumbang medali di tiap penyelenggaraan Asian Games. Memasuki era 2000-an, Taufik Hidayat dari nomor tunggal putra menjadi andalan Indonesia.

Sempat mencicipi emas di nomor beregu putra pada Asian Games 1998, Taufik Hidayat mampu menyumbang dua emas lagi di nomor tunggal putra pada Asian Games 2002 dan 2006.

6. Ryan Lalisang 

Nama Ryan Lalisan masuk ke dalam sejarah olahraga Indonesia. Ia saat ini tercatat sebagai satu-satunya atlet bowling Indonesia yang mampu menyumbang emas di Asian Games. Prestasi ini ia raih saat Asian Games 2006 di Doha, Qatar.

Usia Ryan saat ini telah memasuki 38 tahun. Namun Ryan dipastikan akan ikut dalam Asian Games 2018 pada Agustus mendatang. Pada 2015 ia tercatat sempat menjadi peboling nomor satu di Asia. Pada 2017 lalu ia tercatat menduduki peringkat 14 di Asia.

7. Tim Perahu Naga Indonesia 

Tim Perahu Naga Indonesia menggembrak Asia saat Asian Games 2010 di Guangzhou, Cina. Mereka berhasil menyapu bersih gelar juara di tiga nomor, yakni 250 meter, 500 meter, dan 1000 meter straight race. Tiga emas berhasil didulang dan Indonesia jadi juara umum di nomor itu.

Saat itu tim Perahu Naga Indonesia diisi oleh Ajurahman, Alkarmani, Arifriyadi, Asnawir, Abdul Azis, Asep Hidayat, Iwan Husin, Jaslin, Jhon Matulessy, Spens Stuber Mehue, Erwin Monim, Muchlis, Eka Octarianus, Pendrota Putra Kusuma, Ikhwan Randi, Didin Rusdiana, Silo, Japerry Siregar, Andri Sugiarto, Ahmad Supriyadi, Dedi Kurniawan Suyatno, Syarifudin, Anwar Tarra, dan Marjuki. 

Prestasi itu menyelamatkan muka Indonesia yang di sisi lain hanya mampu mendapat satu emas lewat pasangan ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan di bulu tangkis. Pada Asian Games 2014 di Incheon, Korea, Perahu Naga tak dipertandingkan. Namun di Asian Games 2018 mendatang, nomor ini kembali muncul dan akan mempertandingkan lima nomor.

Sumber: Tempo

Editor : Ardi Yakub

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI