Sukabumi Update

Ketika Puluhan Anak Kabupaten Sukabumi Mengenal Kampung Konservasi Otsuka

SUKABUMIUPDATE.COM - Ada suasana berbeda di Kampung Konservasi Otsuka (KKO) yang dikelola kelompok kerja Gerakan Masyarakat Melestarikan Hutan (Gammelan) berlokasi di Kampung Kuta Tengah, Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Kamis (27/10).

Sejak pagi, di lokasi pemberdayaan yang diinisiasi PT Amerta Indah Otsuka sebagai produsen minuman isotonik Pocari Sweat ini terlihat ramai oleh puluhan siswa  Raudhatul Athfal (RA) Nurul Huda.

Mereka dikenalkan berbagai hewan peliharaan, mulai lele, kambing, domba dan lainnya. Termasuk proses pemeliharaannya. Mereka nampak antusias ketika pengelola Gammelan memaparkan proses pemberdayaan ikan.

GA Assistent Manager PT Amerta Indah Otsuka, Wisnu Meilani menjelaskan kegiatan ini untuk pengenalan alam secara langsung kepada anak-anak yang berdekatan dengan KKO. "Ini kegiatan rutin. Tujuannya untuk pengenalan alam terhadap warga, terutama anak-anak," ujar Wisnu kepada sukabumiupdate.com.

Di lain sisi, Wisnu menegaskan program ini merupakan bukti konkret dalam melaksanakan program Adopsi Pohon sekaligus memberikan manfaat untuk pemberdayaan dan peningkatan penghasilan ekonomi masyarakat.

Soalnya, bantuan modal usaha dalam bentuk ventura yang digelontorkan perusahaannya, mampu membentuk masyarakat yang mampu melakukan upaya konservasi mandiri dan tidak bergantung kepada sumber daya hutan.

Menurut Wisnu, Adopsi Pohon ini merupakan wujud kepedulian perusahaannya terhadap lingkungan yang dimulai sejak 2012 lalu. Program Adopsi Pohon ini merupakan bagian suksesi dari program Kementerian Kehutanan "Gerakan Menanam 1 Milyar Pohon" untuk melestarikan dan melindungi kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNHGS).

Ketua Gammelan, Uci Sanusi mengaku sangat bersyukur dengan adanya berbagai program berbasis pemberdayaan yang diberikan. Pasalnya, berbagai program yang baru berjalan beberapa tahun terakhir ini sangat mendukung penghasilan ekonomi masyarakat sekitar hutan.

"Awalnya mayoritas warga di sini sebagai penambang galian C. Namun kini mereka beralih ke usaha produktif dengan cara budidaya, mulai peternakan, pertanian, dan lainnya. Sudah empat tahun kita kelola bantuan 25 ribu pohon," tegasnya.

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI