Sukabumi Update

Temuan Antariksa Baru: Planet Raksasa Bercincin Mirip Saturnus

SUKABUMIUPDATE.com - Sekelompok ilmuwan baru saja mengungkap planet raksasa bercincin baru di luar tata surya (eksoplanet) yang seperti Saturnus tapi 50 kali lebih besar dari Jupiter. Kalau besar Jupiter saja 11 kali bumi, silakan bayangkan sendiri berapa besar planet yang belum bernama ini. 

Jaraknya pun jauh, sekitar 1.000 tahun cahaya. Sekadar informasi, satu tahun cahaya sama dengan 10 ribu triliun kilometer. 

Ilmuwan mengungkap planet ini dalam sebuah makalah dalam arXiv, jurnal daring terbitan Universitas Cornell untuk makalah ilmiah yang belum diulas. Rencananya, artikel berjudul "Periodic Eclipses of the Young Star PDS 110 Discovered with WASP and KELT Photometry" akan diterbitkan dalam jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.

Planet ini berada di sistem rasi bintang Orion. Planet bercincin ini mengorbit kepada bintang muda PDS-110 yang sangat terang dengan ukuran yang sedikit lebih besar, tapi bersuhu sama dengan matahari. Bintang muda ini telah diamati dalam 15 tahun terakhir menggunakan berbagai teleskop.

"Namun, pada 2008 dan 2011, ilmuwan menemukan gerhana ganjil setiap dua setengah tahun dari cahaya bintang redup yang berlangsung selama dua sampai tiga pekan," tulis tim dalam jurnal.

Tim lantas mengamati bintang redup tersebut dan mengukur kemiringannya yang dihasilkan dari kecerahan. Ternyata, "gerhana" itu berasal dari sebuah planet. Yang menarik saat tim mengungkap ukuran dan cincin yang mengelilinginya. 

"Cincin raksasa yang ukurannya jauh lebih besar ketimbang milik Saturnus," kata Matthew Kenworthy, astronom dari Universitas Leiden yang juga anggota tim, seperti dikutip dari laman berita Popular Science.

Meski bukan yang pertama, tapi menurut Kenworthy, ini adalah planet bercincin pertama yang ukurannya dapat dihitung. Dia menjelaskan, perlu digarisbawahi keberadaan cincin ini belum dikonfirmasi secara visual. Pengamatan soal ini baru akan dilakukan sepanjang 9-30 September mendatang memakai teleskop berbasis darat.

"Waktu tersebut bersamaan dengan munculnya planet," kata Kenworthy. Dia dan tim berharap pengamatan selama musim gugur ini akan berhasil mengungkap lebih dalam planet raksasa bercincin ini.

 

Sumber: Tempo

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI