Sukabumi Update

C/2017 U1, Komet Misterius Masuk ke Tata Surya Kita: Berbahaya?

SUKABUMIUPDATE.com - Komet misterius antarbintang, C/2017 U1, tertangkap pantauan para ilmuwan. Para astronom menemukan sebuah komet antarbintang setelah melakukan pengamatan menggunakan teleskop PanSTARRS 1 di gunung berapi Haleakala. Komet yang ditemukan minggu lalu tersebut dipercayai sebagai komet pertama yang terdeteksi namun tidak mengorbit matahari.

Komet yang dinamai C/2017 U1 muncul dari arah Konstalasi Lyra. Hasil pengamatan awal mengindikasikan komet tersebut memiliki kelengkungan yang lebih besar dari komet lainnya, mengingat komet tersebut berada di lintasan antarbintang.

Para astronom telah melacak komet sejak waktu yang lama, namun tidak ada satu pun komet yang mereka amati berasal dari luar sistem tata surya, baik Kuiper Belt ataupun Oort Cloud, tetangga terdekat tata surya.

C/2017 U1 masuk hampir tegak lurus dengan bidang orbit tata surya dengan jarak 24 juta kilometer dari bumi, atau setara dengan setengah jarak bumi ke Mars. Arah orbit yang menyimpang inilah yang menyebabkan para astronom percaya komet tersebut berasal dari sistem lain di luar tata surya.

Komet ini pertama kali ditemukan pada 18 Oktober lalu. Setelah melakukan pengamatan selama enam hari, ditemukan sebuah bintang yang diduga menjadi asal dari komet tersebut. Namun hingga saat ini perlu dilakukan sebuah pengamatan lebih lanjut untuk memastikannya.

"Pengamatan lebih lanjut terhadap objek ini sangat diharapkan," tulis tim peneliti yang tergabung dalam Minor Planet Center (MPC) dalam laman situs mereka. MPC merupakan lembaga riset yang terdiri dari astronom independen. Lembaga ini dibiayai oleh Divisi Near-Earth Object Observations NASA.

Pada umumnya, panas matahari akan memusnahkan sebuah komet yang mendekatinya. Namun, C/2017 U1 mampu melewati matahari karena bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi, yaitu sekitar 26 kilometer per detik. Dengan kecepatan tersebut komet dapat menempuh perjalanan 150 tahun cahaya selama 10 juta tahun meluncur melewati ruang hampa.

Bill Gray, seorang ahli dinamika, memperkirakan komet tersebut berdiameter sekitar 160 meter. Perkiraan tersebut merupakan hasil perhitungan berdasarkan tingkat kecerahan komet yang mampu terlihat.

Sumber: Tempo

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI