Sukabumi Update

Mahasiswa UGM Jadikan Kaki Seribu Obat Kanker Payudara

SUKABUMIUPDATE.com - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) telah memanfaatkan hewan kaki seribu untuk menjadi obat kanker payudara sebagai pengganti kemoterapi.

Tiga  mahasiswa Farmasi UGM, yaitu Gemilang Sekar Hapsari, Alya Lulu’ah dan Firda Ridhayani, di bawah bimbingan drh. Retno Murwanti, M.P., Ph.D, melakukan penelitian potensi kaki seribu sebagai antikanker.

“Kaki seribu memiliki kandungan para-benzoquinon yang  memiliki aktivitas antikanker. Kandungan senyawa para-benzoquinon dapat menyebabkan apoptosis atau kematian sel secara simultan,” kata Sekar, Kamis, 2 Agustus 2018.

Penelitian ini diawali dengan pengumpulan binatang kaki seribu di daerah Ajibarang, Banyumas. Lalu tim melakukan determinasi untuk mengetahui spesiesnya. Kaki seribu dimaserasi dengan etanol 96 persen untuk mendapatkan ekstraknya.

Untuk mengidentifikasi senyawa, dilakukan uji Kromatografi Lapis Tipis. Lalu uji sitotoksisitas (MTT Assay) untuk mengetahui aspek biologisnya dan molecular docking berbasis komputer untuk mengetahui interaksi senyawa yang memiliki aktivitas antikanker untuk berikatan secara molekuler dengan protein target.

Hasil penelitian ini menunjukkan ekstrak kaki seribu mengandung senyawa benzoquinon. Hasil ekstrak kaki seribu memiliki kadar penghambatan 50 persen  pada sel penyebab kanker payudara.

“Senyawa benzoquinon pada kaki seribu mampu berinteraksi dengan native ligand untuk berikatan pada enzim,” kata Firda Ridhayani, anggota tim lainnya

Firda menyimpulkan kaki seribu dengan kandungan benzoquinon berpotensi sebagai agen kemoprevensi pada pengobatan kanker payudara tertarget.

Berawal dari keprihatinan tim bahwa  jumlah kematian yang disebabkan oleh kanker di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 8,2 juta orang.  Kanker payudara menjadi kasus yang menempati posisi pertama dengan persentase 43,10 persen kasus baru dan 12,90 persen  kasus kematian.

“Pengobatan kanker payudara masih mengandalkan kemoterapi yang masih memiliki banyak kelemahan pada permasalahan resistensi, efek samping dan efikasinya,” kata dia.

Sumber: Tempo

Editor : Ardi Yakub

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI