Sukabumi Update

4 Teknologi Ini Bisa Membantu Para Difabel

SUKABUMIUPDATE.com - Hadirnya teknologi menjadikan aktivitas keseharian menjadi lebih mudah, tak terkecuali difabel. Tidak hanya membantu manusia yang memiliki fisik lengkap, tapi juga memberikan kemudahan bagi manusia yang mempunyai kebutuhan khusus atau disabilitas.

Ada beberapa teknologi yang dibuat untuk membantu melengkapi kekuranga kaum disabilitas. Tempo berusaha merangkum teknologi untuk kaum disabilitas, berikut teknologi tersebut:

1. DEKA Robotic Arm

 

DEKA Robotic Arm merupakan lengan prostetik yang bisa dikendalikan dengan pikiran. Alat ini diciptakan oleh Segwai Dean Kamen, selain dengan pikiran, alat yang disebut DEKA Arm ini mampu melalukan fungsi yang komplek, mirip dengan tangan manusia.

Menurut laman Business Insider, DEKA Arm mampu mendeteksi hingga 10 persen gerakan dengan ukuran dan berat yang sama seperti lengan manusia. Ketika DEKA Arm diuji, 90 persen dari peserta mampu menyelesaikan tugas yang biasa dilakukan, sepeti membuka kunci, makan, merapikan rambut dan menggunakan ritsleting.

Alat tersebut dapat mendeteksi aktivitas listrik yang disebabkan oleh kontraksi otot yang dekat dengan tempat prostesis terpasang. Sinyal-sinyal listrik kemudian dikirim ke prosesor komputer di DEKA Arm, yang memicu gerakan tertentu.

2. Implan Koklea

Implam Koklea merupakan perangkat elektronik yang dapat mengembalikan pendengaran parsial bagi orang tuli. Alat ini dipasang memlaui operasi dan ditanamkan ke dalam telinga bagian dalam, tapi diaktifkan dengan perangkat yang ada di luar telinga.

Menurut laman Loh Guan Lye Specialist Center, Implan Koklea berbeda dengan alat bantu dengar, karena tidak menimbulkan suara yang keras. Kemajuan teknologi meberikan alternatif yang menyediakan akses lebih besar untuk mendengar penderitaan orang dari gangguan pendengaran parah.

3. Ripple: Speaker untuk Para Tuna Rungu

Ripple merupakan alat bantu untuk tuna rungu. Bentuknya speaker unik yang mampu menghasilkan suara seperti umumnya speaker lain, tapi juga mampu memvisualisasikan suara-suara yang dihasilkannya menjadi sebuah representasi visual taktil.

Representasi taktil adalah presentasi sebuah alunan musik menjadi gerakan-gerakan objek tertentu yang dapat diindera secara sentuhan atau taktil. Artinya dengan speaker Ripple, pengguna dapat memegang dan merasakan nada serta alunan suara musik atau lagu, yang hanya bisa diindera melalui indera pendengar.

Selain disentuh, tentu gerakan objek yang dihasilkan oleh Ripple juga bisa ditangkap oleh indera penglihatan. Dengan begitu, speaker unik dan revolusioner ini mampu dimanfaatkan oleh seorang tuna rungu maupun tuna netra.

4. Kursi Roda iBot

iBot berawal pada 1990-an sebagai kursi roda inovatif yang ditemukan Segway Dean Kamen. Kursi roda itu memiliki kemampuan untuk melakukan perjalanan melewati tangga curam, menaikkan diri setinggi orang berdiri, dan bahkan melintasi medan luar yang kasar.

Namun, dengan biaya sekitar US$ 25 ribu per unit, perangkat itu tidak menemukan cukup pengguna, yang mengakibatkan produk tersebut secara resmi dihentikan pada 2009. Dalam pengumuman yang ditulis di situsnya pada Mei 2016, Toyota sebagai mitra Kamen berjanji untuk meluncurkan versi generasi berikutnya dari iBot tersebut.

iBot dapat membantu orang tua ataupun orang dengan kebutuhan khusus untuk hidup dengan baik serta terus menyumbangkan bakat dan pengalaman. Kamen bahkan muncul dalam sebuah video baru menaiki iBot, sambil menjelaskan alasan di balik kembalinya perangkat itu ke pasar.

Sumber: Tempo

Editor : Andri Somantri

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI