Sukabumi Update

Apa Itu Cyclopia, Penyebab Bayi Bermata Satu?

SUKABUMIUPDATE.com - Kondisi bayi bermata satu yang lahir di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, Kamis, 13 September 2018, sangat memprihatinkan. Ia lahir hanya dengan satu mata di tengah, juga tanpa hidung. Bayi berjenis kelamin perempuan tersebut lahir di Rumah Sakit Umum Daerah Panayabung, pukul 15.25 WIB, dan meninggal tujuh jam setelahnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Syarifuddin Nasution mengatakan banyak faktor yang bisa menjadi penyebab bayi tersebut mengalami kondisi seperti itu. Di antaranya paparan merkuri, virus, atau obat-obatan.

"Jika dikaitkan dengan pekerjaan ayah sang bayi sebagai penambang, bisa jadi. Kita masih kesulitan mendapat informasi karena keluarganya masih tertutup," kata Syarifuddin, seperti dikutip dari Antara.

Dalam dunia kesehatan, kondisi tersebut dikenal sebagai cyclopia atau alobar holoprosencephaly. Menurut laman Healthline.com, kasus ini termasuk cacat bawaan lahir paling langka di dunia. Perbandingannya 1:100 ribu bayi baru lahir.

Cyclopia terjadi karena radiasi yang diterima janin dalam rahim. Paparan radiasi ini berimbas pada pembentukan mata bayi atau organ tubuh lain tak terbentuk dengan sempurna. Tak sempurnanya pembentukan mata dan hidung ini karena otak depan tak membelah dengan sempurna.

Biasanya, cyclopia juga menyebabkan keguguran atau bayi berumur pendek. Musababnya, bayi atau janin dengan kondisi tersebut akan diikuti dengan masalah kesehatan lain, seperti malformasi otak bayi.

Meski kerap dihubungkan dengan paparan radiasi, penyebab pasti cyclopia belum diketahui. Ada beberapa studi yang mengungkap paparan radiasi kimia tidak terkorelasi langsung dengan cyclopia.

Ada juga riset yang menyebut bahwa penyebabnya adalah kelainan kromosom. Cyclopia atau alobar holoprosencephaly bisa terjadi karena ada tiga salinan kromosom 13 (trisomi). Kelainan yang kerap disebut sindroma patau ini menyebabkan perkembangan otak, jantung, ginjal, bibir, dan rongga mulut tidak seimbang.

Namun kelainan kromosom lain, kromosom 18 misalnya, juga kerap ditemukan sebagai penyebab cyclopia.

Satu hal yang pasti, cyclopia bisa dideteksi sejak dalam kandungan menggunakan USG. Kecacatan dalam kandungan ini terjadi pada pekan ketiga dan keempat kehamilan.

Sumber: Tempo

Editor : Andri Somantri

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI