Sukabumi Update

5 Jenis Longsor Mengancam Saat Musim Hujan dan Gempa

SUKABUMIUPDATE.com - Memasuki musim hujan dan di masa kemunculan banyak gempa kuat seperti sekarang, potensi bahaya longsor kembali terbuka. 

Ahli dan peneliti longsor dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung, Adrin Tohari, mengatakan ada lima jenis longsor yang kerap terjadi saat musim hujan dan gempa kuat.

Kelima jenis longsor itu tipe rayapan, luncuran, dan aliran yang berpotensi terjadi saat musim hujan. Dua tipe lain yang terkait dengan gempa kuat yakni runtuhan dan gulingan. "Abrasi laut juga bisa menjadi penyebabnya," kata Adrin.

Tipe longsoran rayapan terlihat dalam kasus teranyar seperti di Kampung Kadu Sirung, Pagedangan, Kabupaten Tangerang. Cirinya, selain menimbulkan retakan seperti di jalan atau tanah hingga tembok rumah, longsor rayapan punya riwayat atau sejarahnya. "Kalau gerakan tanah tipe rayapan suka terjadi perulangan," ujarnya, Rabu, 17 Oktober 2018.

Warga mungkin tidak ada yang tahu soal cerita longsor atau gerakan tanah rayapan di wilayahnya, dan menganggap atau baru tahu kejadiannya sekarang.

Menurut Adrin, gerakan jenis rayapan ini berlangsung lambat dan dipastikan sebelumnya telah terjadi. "Bisa tanya ke sesepuh, atau tanda retakan di dinding rumah yang lama ada di sana," katanya.

Jika itu semua nihil, Adrin merujuk pada tanda alam. Pada tanah ada semacam undakan alami yang perbedaan tingginya kelihatan.

"Karena ada tanah yang ambles, rayapan biasanya menghasilkan nendatan atau berundak-undak berarti pernah terjadi sebelumnya," ujarnya.

Ada kemungkinan, zona undakan itu telah tertutup tanaman liar. Adrin merujuk indikator lainnya, yaitu bentuk pohon. Bentuk batang yang miring pada bagian bawah lalu tegak kembali pada bagian atasnya, merupakan petunjuk lain terjadinya gerakan tanah rayapan di masa lampau.

Jenis longsor lain yaitu luncuran. Dibandingkan dengan tipe rayapan, pergerakan tanahnya lebih cepat. Lokasinya berada di bidang lereng tebing atau mahkota.

Jenis ketiga yaitu tipe aliran yang terjadi karena tanah telah jenuh air. "Seperti terjadi di Pasaman, Mandailing Natal, sumber longsorannya jauh dan membawa batu-batu, material lain seperti pohon," kata Adrin.

Jenis longsor yang terkait dengan guncangan gempa kuat yaitu tipe runtuhan. Abrasi laut bisa punya andil dalam meruntuhkan batuan tebing. Biasanya ujar Adrin, lokasinya berada di lereng batu. Adapun jenis longsoran gulingan, juga meluncurkan batu-batu.

Sumber: Tempo

Editor : Ardi Yakub

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI