Sukabumi Update

Malam Ini, Warga Indonesia Bisa Lihat Fenomena Supermoon Pink Terbesar

SUKABUMIUPDATE.com - Bulan Purnama Perigee Supermoon atau supermoon pink bakal menghiasi langit pada Rabu (8/4) dini hari, pukul 01.08 WIB. Melansir dari kumparan.com, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan supermoon kali ini menjadi yang terbesar sepanjang tahun.

“Yang terbesar adalah 8 April, terbesar di antara dua yang lain,” ujar Kepala Bidang Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Hendra Suwarta, seperti dikutip dari Antara.  

Lebih jauh, Hendra menjelaskan supermoon yang bisa kita saksikan di pergantian hari nanti berukuran sekitar 14 persen apabila dibandingkan dengan minimoon. Supermoon pink ini juga 30 persen lebih cemerlang. Sementara jaraknya dari Bumi mencapai sekitar 356.910 kilometer (kilometer).  

Puncak supermoon akan terlihat pada 8 April dini hari, namun penampakannya sudah bisa disaksikan pada Rabu (7/4) malam.  

“Jadi tanggal 7 malam sudah mulai besar, kelihatan karena sudah menuju perigenya, sudah mulai besar. Tapi nanti puncak terbesarnya itu di jam 01.08 WIB,” imbuh Hendra. 

Bulan purnama pink dengan ukuran super ini telah dikenal oleh suku asli di Amerika Serikat sebagai bulan purnama penuh. Kemunculannya sekaligus menandai tumbuhnya lumut merah muda atau phlox tanah liar yang merupakan salah satu bunga musim semi pertama. 

Perigee Supermoon memiliki beberapa julukan seperti Sprouting Grass Moon, Growing Moon, dan Egg-egg. Dalam unggahan Instagram-nya di @lapan_ri, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dijelaskan bahwa banyak suku pesisir menyebutnya Bulan Ikan Purnama karena saat muncul di langit, waktu itu bersamaan dengan migrasi besar-besaran yang dilakukan ikan salmon menuju hulu untuk bertelur. 

Dengan adanya bulan purnama pink ini menjadi kemunculan supermoon yang ketiga kalinya pada 2020. Bulan akan berada pada posisi terdekatnya dari Bumi. Kemungkinan terlihat sedikit lebih besar dan lebih terang dari biasanya. 

Hendra menambahkan supermoon akan cenderung terlihat berwarna merah muda karena sinarnya terpantulkan oleh awan sekitarnya. Itu bisa terjadi karena Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi. 

“Walaupun tidak pink sekali seperti yang kita perkirakan. Tapi memang cenderung ke arah pink,” katanya.  

Saat purnama perige terjadi, ukuran Bulan menjadi lebih besar dari saat purnama apoge. Begitu pula dengan tingkat kecerlangannya akan lebih cerlang dibandingkan saat purnama apoge.  

Masyarakat di seluruh Indonesia, kata Hendra, berpeluang menyaksikan keindahan supermoon dari sekitar rumah. Ia menjamin, peristiwa tersebut tetap aman dari kemungkinan orang bisa terpapar COVID-19 yang saat ini tengah mewabah.  

“Aman (dilihat) dari rumah, aman jug dari COVID-19 karena lihatnya dari rumah,” tegasnya. 

 

Sumber : kumparan.com

 

Editor : Muhammad Gumilang Gumilang

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI