Sukabumi Update

Sesar Lokal Goyang Sukabumi, BMKG: Warga Karikil Sempat Berhamburan Keluar Rumah

SUKABUMIUPDATE.com – Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) menyebutkan sesar lokal di wilayah Sukabumi tengak aktif. Tiga kali terdeteksi gempa dengan magnitude dibawah tiga sejak tanggal 21 Juli dinihari hingga 22 Juli pagi tadi, gempa pertama diduga akibat pergerakan sesar citarik yang memanjang dari Palabuhanratu ke Kalapanunggal menuju Gunung Salak, dua gempa lainnya diduga akibat aktifnya sesar cimandiri yang membenang dari teluk Palabuhanratu, Kota Sukabumi, Nyalindung Hingga Cibeber Cianjur.

Gempa terkini terjadi Rabu 22 Juli 2020 pukul 05:19:17 WIB, kekuatan 2.8 magnitudo berpusat di 7.07 lintang selatan 106.65 bujur timur, 14 kilometer tenggara Palabuhanratu dengan kedalaman 18 kilometer. Titik pusat diduga berada di sekitar wilayah Kecamatan Simpenan Kabupaten Sukabumi.

Sebelumnya, Selasa, 21 Juli 2020 pukul 20.21,43 WIB, wilayah Sukabumi Jawa Barat kembali diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini berkekuatan 2,8 magnitudo. Episenter terletak pada koordinat 7,02 LS dan 106,96 BT tepatnya di darat pada jarak 10 kilometer arah tenggara Kota Sukabumi pada kedalaman 9 kilometer. 

Gempa ini dirasakan di wilayah Kota Sukabumi dengan skala intensitas II MMI dengan diskripsi getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Sementara di Nyalindung guncangan dirasakan dalam Skala Intensitas III MMI dengan diskripsi getaran dirasakan seakan-akan ada truk berlalu. 

BACA JUGA: Sesar Cimandiri Bergerak Pelan, Kota Sukabumi Digoyang Gempa 2.8 Magnitudo

“Informasi yang didapat dari Kepala Dusun Karikil di Nyalindung, sejumlah warga sempat lari berhamburan keluar rumah akibat terkejut karena guncangan gempa yang terjadi secara tiba-tiba. Patut disyukuri hingga pagi hari ini belum ada laporan mengenai kerusakan sebagai dampak gempa tersebut,” jelas ahli gempa dan tsunami BMKG, Dr Daryono kepada sukabumiupdate.com melalui pesan singkat, Rabu (22/7/2020).

 “Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya tampak dua gempa ini merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) di zona Sesar Cimandiri,” sambung Dr Daryono.

Sebelum sesar cimandiri bergerak, pada Selasa dinihari 21 Juli 2020, pukul 01:59:22 WIB terjadi gempa dengan kekuatan 2.4 magnitudo. Pusat gempa berada di 6.85 lintang selatan 106.67 bujur timur, 20 kilometer timurLaut Sukabumi, dengan kedalaman 97 kilometer.

“Ini gempa darat yang dalam berada dijalurnya sesar citarik,” jelas Daryono.

 

Peta sebaran akitivitas gempa di Pulau Jawa sejak 2019  wilayah Jawa Barat dengan aktivitas seismisitas paling aktif pulau di Jawa

Lebih jauh, ia menjelaskan wilayah Sukabumi (Jabar) dan Lebak (Banten) dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan aktivitas gempa bumi. Berdasarkan data sebaran akitivitas gempa di Pulau Jawa sejak 2019 tampak bahwa wilayah Jawa Barat merupakan kawasan dengan aktivitas seismisitas paling aktif di pulau Jawa. 

BACA JUGA: Sesar Cimandiri Aktif, Alasan Kenapa Perumahan di Sukabumi Jangan Kaleng-kaleng

Aktivitas gempa tidak hanya terjadi di zona megathrust tetapi frekuensi aktivitas gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif juga sangat tinggi. Khusus data gempa sejak Januari 2020 saja menunjukkan sudah terjadi lebih dari 35 aktivitas gempa di Jawa barat dan Benten yang guncangannya dirasakan oleh masyarakat. 

“Dengan meningkatnya aktivitas gempa bumi di wilayah ini maka warga sepatutnya perlu untuk selalu waspada. Warga harus memahami cara selamat saat terjadi gempa. Aktivitas gempa sebenarnya tidak membunuh dan melukai, tetapi rumah tembok dengan struktur lemah dapat roboh dan menimpa penghuninya,” beber Daryono. 

Menurut BMKG, wilayah Sukabumi dan Lebak adalah daerah rawan gempa maka wajib membangun bangunan tahan gempa. Jika ada warga yang belum mampu membangun rumah tahan gempa dengan struktur yang kuat maka ada pilihan lain yaitu membangun rumah dari bahan ringan seperti kayu dan bambu yang didisain menarik. 

“Inilah cara agar kita dapat harmoni dengan alam yang rawan gempa sehingga kita dapat selamat saat terjadi gempa,” pungkasnya.

Editor : Fitriansyah

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI