Sukabumi Update

Obat Cacing Pita Akan Dites ke Pasien Covid-19, Potensi Lampaui Remdesivir

SUKABUMIUPDATE.com - Startup bioteknologi ANA Therapeutics mengumumkan akan melakukan uji klinis obat cacing pita niclosamide kepada pasien Covid-19. Dilansir dari Tempo.co, perusahaan rintisan yang berbasis di Silicon Valley, Amerika Serikat, itu menyatakan telah mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) untuk uji tersebut.

Dengan izin itu pula ANA Therapeutics menjadi startup pertama di Amerika yang terlibat uji dan pencarian obat potensial untuk Covid-19. Mereka telah melalui penelitian pra-klinis dan hasilnya disebutkan kalau obat itu dapat menghentikan SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19, bereplikasi.

Pada tahap penelitian yang sama, potensi niclosamide sebagai obat Covid-19 bahkan disebutkan lebih besar daripada remdesivir yang diproduksi raksasa farmasi Gilead Sciences. Pejabat di startup yang tidak disebutkan namanya menerangkan, niclosamide juga mendokumentasikan sifat anti-inflamasi.

"ANA Therapeutics percaya niclosamide memiliki potensi kuat untuk menghentikan replikasi virus dan mengurangi gejala pada pasien yang menderita Covid-19," kata dia, seperti dikutip laman Fox News, Rabu 5 Agustus 2020.

Uji klinis obat itu berusaha mendaftarkan setidaknya 400 pasien Covid-19 di Amerika Serikat, khususnya di negara-negara yang mengalami lonjakan kasus, seperti Florida dan Texas. Namun, juru bicara ANA Therapeutics Elizabeth Squire mengatakan sampai Selasa, 4 Agustus, pasien pertama belum terdaftar.

Pendiri dan CEO ANA Therapeutics Akash Bakshi menerangkan, terapi antivirus yang aman dan efektif sangat diperlukan untuk mengobati Covid-19 dan perawatan akan terus diperlukan sekalipun vaksin telah dikembangkan. "Dan mengantisipasi bahwa niclosamide mungkin terbukti efektif melawan Covid-19, kami sudah meletakkan rencana untuk membuat obat yang dapat diakses oleh semua orang," kata dia menambahkan.

ANA Therapeutics rencananya akan fokus kepada pasien rawat jalan yang kurang parah dan tidak menggunakan ventilator sebagai langkah awal uji klinis untuk mengevaluasi keamanan niclosamide dan efektivitasnya. Pasien akan diberikan obat selama tujuh hari dan dipantau selama 60 hari.

Sebelumnya, pada awal Maret 2020, ANA Therapeutics memutar bisnis untuk menentukan kemanjuran niclosamide untuk Covid-19 dan mengumpulkan lebih dari $ 5 juta (setara Rp 72,7 miliar) untuk melakukan uji klinis.

sumber: tempo.co

Editor : Andri Somantri

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI