Sukabumi Update

Fenomena Langit Sepanjang Juli, Ada Matahari di Atas Kabah Untuk Kedua Kalinya

SUKABUMIUPDATE.com - Ada beberapa fenomena astronomi atau langit yang akan terjadi sepanjang bulan Juli. Mulai dari fase perbani akhir, posisi matahari berada di atas Kabah, hingga Aphelion Bumi. 

Fenomena astronomi di bulan Juli ini juga terbagi menjadi empat pekan. Dalam satu pekan ini biasanya terjadi 3 sampai 4 fenomena astronomi.

Bulan Juli bisa dibilang sebagai bulan yang penuh dengan fenomena astronomi. Sepanjang Juli nanti akan ada beberapa fenomena yang terjadi.

Seperti dikutip Tempo dari tulisan Andi Pangerang pada laman Edukasi Sains LAPAN, fenomena Astronomi dimulai dari pekan pertama pada tanggal 2 Juli akan ada yang namanya Fase Bulan Perbani Akhir.

Fase Bulan Perbani Akhir merupakan salah satu fase bulan ketika konfigurasi antara matahari, bumi dan bulan membentuk sudut siku-siku dan terjadi setelah fase bulan purnama.

Pada bulan Juli akan terjadi dua kali puncak fase perbani akhir pada tanggal 2 Juli dan 31 Juli.

Kedua pada 5 Juli akan terjadi Elongasi Barat Maksimum Merkurius. Lalu dilanjutkan dengan fenomena Apoge Bulan pada 6 Juli di mana nantinya akan terjadi konfigurasi ketika bulan berada di titik paling jauh dari bumi.

Baca Juga :

Bersamaan dengan Apoge Bulan, pada 6 Juli nanti juga akan terjadi Aphelion Bumi, di mana bumi akan berada di titik paling jauh dari matahari.

Bulan Juli juga merupakan waktu terjadinya puncak konjungsi bulan-merkurius. Peristiwa ini akan terjadi pada 8 Juli dan bisa disaksikan dari arah Timur-Timur Laut dekat konstelasi Taurus sejak pukul 04.30 WIB/WITA/WIT selama 60 menit.

Pada pekan kedua di tanggal 10 Juli akan terjadi fase bulan baru. Lalu pada 11 hingga 13 Juli akan terjadi konjungsi tripel Bulan-Mars-Venus selama 3 hari.

Pada 13 Juli merupakan waktu terjadinya Aphelion Mars di mana Mars akan berada di titik paling jauh dari matahari.

Pada bulan Juli juga peristiwa yang disebut Istiwa'ul A'zham di mana posisi matahari berada di atas Kabah.

Peristiwa ini terjadi pada tanggal 15 Juli dan sebelumnya juga sudah terjadi pada 27 Mei 2021 lalu.

Berlanjut ke pekan ketiga bulan Juli, di mana fase bulan perbani awal terjadi pada tanggal 17 Juli.

Fase ini merupakan salah satu fase bulan ketika konfigurasi antara matahari, bumi dan bulan mebnetuk sudut siku-siku dan terjadi sebelum fase bulan purnama.

Kemudian dari tanggal 17 hingga 31 Juli akan terjadi fenomena astronomi yang bernama konjungsi tripel Mars, Venus dan Regulus.

Puncak konjungsi Bulan-Antares juga terjadi di antara fase tripel mars, venus dan regulus, yaitu pada tanggal 20 Juli 2021.

Setelah puncak tersebut akan terjadi Perige Bulan pada 21 Juli, di mana pada saat itu Bulan terletak di titik terdekat dengan bumi.

Menuju pekan terakhir di bulan Juli, sejak 23 hingga 24 Juli akan dimulai fase bulan purnama yang disebut juga dengan fase oposisi solar bulan.

Fase ini merupakan konfigurasi ketika Bulan berada di posisi membelakangi matahari dan segaris dengan bumi dan matahari.

Pada pekan keempat ini juga akan terjadi konjungsi tripel Bulan, Jupiter dan Saturnus yang berlangsung selama 5 hari sejak 23 hingga 27 Juli 2021 nanti.

Pekan keempat ini juga merupakan waktu di mana Perihelion Merkurius terjadi.

Peristiwa di mana planet berada di titik terdekat dengan matahari ini terjadi pada tanggal 24 Juli 2021.

Melangkah ke akhir bulan yaitu sejak 28 hingga 29 Juli akan terjadi peristiwa yang disebut sebagai puncak hujan meteor delta aquarid dan capricornid.

Fenomena astronomi terakhir yang terjadi pada bulan Juli nanti yaitu fase bulan perbani akhir yang dimulai sejak 31 Juli hingga 1 Agustus 2021 nanti.

Fase perbani akhir ini merupakan salah satu fase ketika konfigurasi antara matahari, bumi dan bulan membentuk sudut siku-siku dan terjadi setelah fase bulan purnama.

Fenomena astronomi perbani akhir ini juga merupakan yang kedua di bulan Juli setelah terjadi pada tanggal 2 Juli sebelumnya.

SUMBER: TEMPO

Editor : Denis Febrian

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI