Sukabumi Update

Besok yang Pertama, Bakal Ada 4 Hujan Meteor Sepanjang Oktober

SUKABUMIUPDATE.com - Sepanjang Oktober ini bakal ada empat macam hujan meteor yang meluncur. Hujan meteor Draconid akan dimulai Rabu, 6 Oktober 20021. Adapun tiga hujan meteor lainnya yaitu, Taurid Selatan, Delta Aurigid, dan Orionid.

Menurut penggiat astronomi dari Komunitas Langit Selatan di Bandung, Avivah Yamani, hujan meteor Draconid tergolong minor. Berlangsung lima hari, waktu puncaknya pada 8 Oktober dengan jumlah 10 meteor per jam dari sisa debu komet 21P Giacobini-Zinner.

"Hujan meteor ini bisa dinikmati setelah matahari terbenam sampai rasi bintang Draco terbenam pukul 21.33 WIB," katanya, Selasa, 5 Oktober 2021 dikutip melalui Tempo.

Sementara hujan meteor Taurid Selatan yang berlangsung sejak 10 September hingga 20 November, waktu puncaknya terjadi pada 10 Oktober 2021. Berasal dari butiran debu Asteroid 2004 TG10 dan sisa debu Komet 2P Encke, jumlahnya maksimal hanya 5 meteor per jam. "Menariknya, hujan meteor Taurid ini kaya dengan bola api," ujar Avivah.

Puncak hujan meteor yang tampak datang dari rasi Taurus itu melesat dengan kecepatan 28 kilometer per detik. Pengamat bisa menunggunya setelah matahari terbenam. Di saat yang bersamaan, rasi Taurus terbit di arah timur sampai tenggelam lagi menjelang fajar. Waktu terbaik untuk pengamatan mulai pukul 21.00 WIB.

"Ketika bulan sudah terbenam dan radian rasi bintang Taurid Selatan sudah cukup tinggi," katanya.

photoMeteor Lyrids. - (Dok: Inquisitr)

Giliran hujan meteor delta Aurigid akan muncul pada 10–18 Oktober. Dari laman Langit Selatan, saat waktu puncaknya pada 11 Oktober, dan hanya akan ada 3 meteor per jam dari rasi bintang Auriga. Kecepatan meteornya 64 kilometer per detik, namun sejauh ini masih belum diketahui asal hujan meteor Aurigid. Waktu pengamatan terbaiknya dimulai pukul 23:09 WIB sampai terbit fajar.

Kemudian hujan meteor Orionid dari rasi bintang Orion, berlangsung sejak 2 Oktober hingga 7 November dengan waktu puncak pada 21 Oktober 2021. Hujan meteor yang berasal dari sisa debu komet Halley itu menghasilkan 25 meteor per jam dengan laju 66 kilometer per detik. Namun cahaya bulan yang sedang purnama akan menyulitkan pengamatan hujan meteor Orionid.

SUMBER: TEMPO

Editor : Oksa Bachtiar Camsyah

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI