Sukabumi Update

Mengenal Revolusi Industri dari 1.0 hingga 4.0

SUKABUMIUPDATE.com - Revolusi industri adalah perubahan cara manusia dalam mengolah barang dan jasa. 

Revolusi industri terus berjalan hingga saat ini, Industri 4.0. Semakin kesini revolusi industri semakin membawa kecanggihan yang berdampak pada produktivitas.

Secara fundamental, revolusi industri mengubah gaya kerja seseorang dan pekerjaan itu sendiri. Pada Industri 4.0, banyak lini pekerjaan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

photoTahap revolusi industri. - (IST)

Berikut ini tahap perkembangan revolusi industri dari Industri 1.0 hingga Industri 4.0:

Baca Juga :

Industri 1.0

Industri 1.0 merupakan titik awal perkembangan revolusi industri. Sebelum Industri 1.0, barang dan jasa diproduksi oleh manusia mengandalkan otot dan tenaga-tenaga alamiah tanpa ada sangkut pautnya dengan mesin.

Namun karena kekuatan manusia terbatas, maka para pelaku produksi berpikir untuk membuat sebuah alat/teknologi yang dapat mempermudah pekerjaan manusia.

Pada tahun 1776, James Watt menemukan mesin uap. Mesin ciptaannya itu rupanya membuat proses produksi pada industri tekstil lebih murah dan efisien.

Setelah penemuan mesin uap, mesin-mesin lain bermunculan dan membantu aktivitas manusia. Contohnya adalah kapal laut yang semula hanya menggunakan tenaga angin saja, saat itu mulai menggunakan mesin untuk mempercepat laju.

Sejak saat itu Revolusi Industri pun dimulai di Inggris. Industri 1.0 menjadi salah satu tonggak perubahan kehidupan manusia.

Industri 2.0

Pada Industri 1.0, semua mesin yang dilibatkan dalam pekerjaan manusia menggunakan tenaga uap.

Di revolusi industri generasi kedua ini atau Industri 2.0, mesin-mesin mulai menggunakan tenaga listrik menggantikan uap. Tenaga listrik diklaim lebih efisien dibandingkan uap.

Revolusi industri yang dimulai pada abad ke-20 ini memiliki kendala dalam proses produksi seperti proses transportasi antara lini yang terhambat.

Agar tercipta sistem produksi yang lebih efisien maka pada tahun 2013 terciptalah assembly line atau lini produksi yang menggunakan sabuk berjalan atau conveyor belt.

Industri 2.0 juga mengubah secara total proses produksi. Proses pengerjaan menjadi lebih terorganisir karena pekerja ditempatkan pada lini tertentu dan mengurusi satu bagian saja.

Pada Industri 2.0 juga bermunculan perusahaan-perusahaan mobil dan elektronik ternama di dunia terutama dari Amerika Serikat, Jepang dan Jerman.

Industri 3.0

Industri 1.0 ditandai mesin tenaga uap, Industri 2.0 ditandai tenaga listrik, lalu apa yang menandai Industri 3.0?

Industri 3.0 ditandai dengan mesin yang bisa bergerak dan berpikir sendiri. Mesin yang dimaksud adalah komputer dan robot.

Pada Industri 3.0 peran manusia di lini produksi perlahan mulai tergantikan oleh kedua gadget tersebut.

Meski begitu, manusia mendapatkan porsi pekerjaan pada lini lain. Dilihat dari sisi positifnya, Industri 3.0 mempermudah pekerjaan manusia dan meningkatkan produktivitas manusia.

Industri 4.0

Industri 4.0 adalah revolusi industri terkini yang ditandai dengan teknologi otomasi berbasis internet atau kita kenal dengan nama Internet of Things.

Industri 4.0 juga akan menciptakan sejumlah istilah baru pada berbagai bidang kehidupan dengan tambahan kata ‘Smart’. Maksudnya bidang tertentu akan semakin terotomasi dengan memanfaatkan internet.

Pada revolusi Industri generasi keempat ini, otomasi mesin tidak lagi melibatkan tenaga manusia melainkan menggunakan jaringan internet.

Beberapa teknologi yang akan memiliki peran penting pada Industri 4.0 adalah Cloud Computing, Big Data, 3D Printing, Artificial Intelligence, Self-Driving Car dan Robotika.

Society 5.0, revolusi industri selanjutnya?

Banyak yang beranggapan jika Industri adalah tahap akhir dari revolusi industri. Namun, beberapa pihak yang menyangsikan anggapan tersebut.

Pada tahun 2017, Perdana Menteri Jepang saat itu, Shinzo Abe, mengumumkan kelahiran Society 5.0.

Meskipun banyak yang menganggap Society 5.0 adalah lanjutan dari Industri 4.0. Nyatanya Society 5.0 adalah sebuah paradigma agar manusia dapat melakukan critical thinking, analytical thinking, complex thinking dan mengeluarkan semua potensi yang dimiliki.

Menurut Shinzo Abe, Industri 4.0 dan Society 5.0 tidaklah jauh berbeda, melainkan memiliki perannya masing-masing. 

Jika Industri 4.0 fokus kepada Internet of Things yang mengefisiensi industri, maka Society 5.0 berfokus pada peran manusia dan aplikasi teknologi untuk kehidupan sosial manusia.

Maka bisa dikatakan Society 5.0 bukanlah lanjutan dari Industri 4.0 melainkan pelengkapnya. Walau ada yang mengatakan Society 5.0 hanyalah branding dari Jepang semata, namun konsepnya layak untuk diaplikasikan di era Industri 4.0 saat ini

 

 

 

 

Editor : Aidil Fichri

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI