Sukabumi Update

Bukan Cuaca, Ini Biang Mahal Harga Cabai di Sukabumi

SUKABUMIUPDATE.COM - Harga cabai dipastikan terus alami lonjakan harga hingga beberapa bulan ke depan. Hal ini akibat petani cabai rawit di sejumlah sentra pertanian di Kabupaten Sukabumi alami gagal panen.

Seperti yang terjadi di sentra tanaman cabai Kampung Tenjojaya, Desa Perbawati, Kecamatan/Kabupaten Sukabumi. Cabai yang seharusnya mulai dipanen kembali dalam satu pekan ke depan, malah membusuk.

Jika terserang penyakit ini, buah menjadi busuk, sehingga tidak bisa dipanen. "Kita kenal dengan istilah antraknosa, di mana tanaman cabai rawit membusuk akibat terlalu banyak kandungan air," ungkap Aep (41) petani cabai rawit kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (19/11).

Aep dan sejumlah petani cabai lainnya, harus kehilangan 90 persen hasil panennya. Dari satu hektar, hasil panen cabai yang disortir anjlok. Biasanya satu kwintal, namun saat ini, bisa dapat 30 kilogram saja, sudah beruntung.

“Pasti harga cabai di pasar naik lagi. Barangnya nggak ada, petani gagal panen dan nggak bisa penuhi permintaan,” lanjut Aep.

Pada musim penghujan, usaha pengendalian jamur antraknosa mengunakan cairan fungisida pun tidak terlalu efektif. Hujan yang terus menerus membuat kerja fungisida tidak optimal karena sulit diserap, bahkan banyak yang terbuang akibat diguyur hujan.

Antraknosa pada tanaman cabai dikenal dengan nama lokal patek, yang berasal dari bahasa Jawa. Gejala yang terjadi pada tanaman cabai selain bercak pada daun, penyakit ini bergejala mati pucuk yang berlanjut ke bagian bawah tanaman.

Pada batang cabai cendawan terlihat seperti tonjolan. Patogen paling sering menyebabkan penyakit ini pada cabai adalah colletotrichum capsici, patogenitas colletotrichum sangat kuat sehingga dapat menurunkan produksi cabai.

Editor : Administrator

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI