Sukabumi Update

Kacamata Gaul Frame Kayu Maple a la Perajin di Kota Sukabumi

SUKABUMIUPDATE.com - Pasar kacamata berbahan kayu kini makin terbuka, dengan peminat yang terus bertambah. Seorang pemuda asal Kota Sukabumi menjadi salah satu pelaku industri kreatif yang mampu menerobos pasar untuk kaca mata dengan frame kayu di Indonesia.

Gelar sarjana disain dari salah satu universitas swasta di Bandung, membuat Atharrahman (30) memiliki kemampuan mumpuni di bisnis ini. Skill desain dan seni yang dimiliki bapak satu anak ini, membuat usaha yang mulai digelutinya sejak setahun silam terus berkembang pesat.

Mengusung label Athart Wood, Edu panggilan kecil pria ini menuturkan, usaha kreatif dimulai dari temannya. “Saya ditawari bikin kacamata frame kayu karena lagi booming dan jarang yang bisa. Akhirnya saya coba dan bisa,” jelas Edu kepada sukabumiupdate.com, Jumat (10/3).

Ditemui di rumah sekaligus bengkel kreatifnya yang berada di Jalan Bhayangkara No 125, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, Edu menuturkan, peluang pasar usaha ini sangat besar karena memang suplainya lamban.

"Memang sudah ada beberapa yang bikin di kota-kota lain, tetapi tidak terlalu banyak karena ini seni tidak semua orang bisa membuatnya," terangnya.

BACA JUGA:

Terobosan Perajin Ijuk Kalibunder Kabupaten Sukabumi

Menjaga Tradisi Bambu ala Warga Muaradua Kabupaten Sukabumi

Diminati Warga Asing, Kerajinan Berbahan Limbah di Kecamatan Cikole

Belajar dari situs video YouTobe tentang cara membuat frame kaca mata, Edu pun terus mencoba mendisain sendiri kaca mata agar bisa diterima pasar. "Yah sempet beberapa kali gagal, tetapi alhamdulillah sekarang sudah mulai ada kemajuan sedikit demi sedikit," terangnya.

Selain dibutuhkan skill khusus di bidang perkayuan, bahan bakunya juga masih terbilang sulit. Tidak semua jenis kayu bisa digunakan, Edu menggunakan lapisan kayu maple yang didatangkan langsung dari Kanada.

Selain itu, engsel kaca mata ini juga sulit, sehingga Edu membuat sendiri dari bahan kayu. "Dulu pernah pake kayu dari Indonesia yang katanya paling kuat, tetapi pas dicoba jadi kaca mata ternyata cepat patah, beda kalau dari pohon maple, selain bahannya lentur ke barang jadi lebih awet karena tidak mudah patah," ucapnya.

Untuk pemasaran, Edu masih mengandalkan pertemanan. Diakuinya, sekalipun belum lama merintis, tetapi selama ini belum pernah ada komplain masalah kualitas dan model. Ke depan ia berharap, usahanya bisa menembus pasar nasional.

"Yah untuk pemasaran alhamdulillah dibantu saudara sama teman, bahkan kemarin ada yang bawa ke Bali katanya mau coba tawarin, yah mudah-mudahan saja bisa tembus," pungkasnya.

Editor : Administrator

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI