Sukabumi Update

Lima Penyebab Melambungnya Harga Ayam dan Telur, Versi Disnak Kabupaten Sukabumi

SUKABUMIUPDATE.com – Harga daging ayam dan telur melambung tinggi di Kabupaten Sukabumi, mencapai Rp 45 ribu per kilogramnya dan telur Rp 33 ribu perkilogramnya. Dinas Peternakan (Disnak) memiliki analisis jika lonjakan harga ini karena tidak berimbangannya suplai dan permintaan. Hukum pasar membuat harga kedua komoditas ini melambung tinggi, karena tingginya permintaan pasca libur lebaran cukup tinggi, tak berimbang dengan suplai dan stok yang ada.

Dalam sebelumnya terakhir, produksi daging ayam dan telur, di tingkat peternak yang ada di wilayah Kabupaten Sukabumi ternyata turun 20 – 30 persen. Penyebab utamanya cuaca ekstrem, yang menimbulkan gagal panen.

Kepala Dinas Peternakan, Iwan Karmawan mengatakan, banyak ayam yang mati dan sakit. Kondisi ini dipersulit dengan harga anak ayam (doc) naik, dari Rp5.000 menjadi Rp7.000  per ekor, itupun sulit didapat oleh peternak atau langka.

"Banyak kandang-kandang peternak kosong. Hampir sebagian besar ternak ayam dijual pada saat menjelang Idul Fitri karena harga lagi bagus, namun setelah itu mereka tidak mengisi lagi kandang karena ada doc tidak ada atau sulit di dapat," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Selasa (17/7/2018).

Faktor cuti lebaran karyawan peternakan juga menyumbang pengaruh, karena perusahaan  telat melakukan check in kandang. Ditambah lagi harga pakan naik Rp500 per kg karena berbahan baku impor, sebagai dampak saktinya dollar amerika.

"Kenaikan harga produk peternakan di kandang belum tentu menjamin peternak untung karena biaya operasional peternak mengalami kenaikan. Efisiensi rendah di mana biaya produksi ayam yang awalnya Rp 17 ribu perkilogramnya menjadi Rp 21 ribu permilogramnya. Selanjutnya ada pelarangan penggunaan antibiotik growth promotor dampaknya banyak ayam-ayam yang kerdil," jelasnya.

BACA JUGA: Harga Telur Naik, Pedagang Warung Nasi di Sukabumi Khawatir Gulung Tikar

Menurut Iwan, mahalnya daging ayam dan telur merata secara nasional. Walaupun produksi daging dan telur ayam di Sukabumi cukup, tapi tetap tak mampu menyelamatkan lonjakan harga di pasaran lokal. Iwan mensinyalir, saat ini banyak pedagang yang datang ke Sukabumi, untuk berburu ayam dan telur. 

"Upaya yang akan dilaksanakan oleh Disnak yaitu memperkuat organisasi gabungan pengusaha unggas Indonesia (GPUI) Cabang Sukabumi. Dengan harapan organisasi tersebut mampu menangani masalah yang ada dan dibahas  dipecahkan secara musyawarah bersama dan lebih berpihak kepada masyarakat Kabupaten Sukabumi," pungkasnya.

Editor : Andri Somantri

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI