Sukabumi Update

Diproduksi Pengrajin di Selatan Kabupaten Sukabumi, Ijuk Ini Tembus ke Jepang dan Korea

SUKABUMIUPDATE.com - Ijuk yang dihasilkan pohon aren bisa menjadi berbagai macam barang, dari perabotan rumah yaitu sapu ijuk kemudian tali bahkan menjadi atap rumah tradisional.

Karena kegunaanya ini ijuk memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kebutuhan terhadap ijuk bukan hanya di daerah tapi hingga ke luar negeri.

Seperti halnya Firman (31 tahun), warga Kampung Campaka, Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi,  yang sudah delapan tahun menggeluti usaha ijuk.

Dibangunan sederhana dekat rumahnya, Firman dibantu tiga orang karyawannya mengolah ijuk, dimulai pemilahan, penyisiran dan pencucian.

Meski tergolong rumit, namun Firman mengaku dapat meraih untung hingga Rp 6 juta setiap bulannya dan itu sudah dikurangi biaya produksi dan gaji karyawannya.

Ijul yang sudah diproduksi ini lalu dijual ke pengepul utama di daerah Sukabumi dan Cianjur untuk kemudian di ekspor ke luar negeri tentunya setelah melewati pengujian produk. Permintaan ijuk datang dari negara Jepang dan korea.

"Proses seleksi barangnya cukup rumit untuk ekspor, sampai kadar air dan kekerasannya di tes pakai alat," katanya.

BACA JUGA: Mengintip Usaha Opak di Desa Neglasari Sukabumi, Keuntungannya Serenyah Rasanya

Saat ini dalam satu bulan Firman mampu menjual ijuk kualitas terbaiknya rata-rata sebanyak 4 ton ke luar negeri. Dalam proses produksi selalu menghasilkan limbah sisa sortiran yang biasa dibeli pemilik tambak ikan.

"Tidak tahu buat bahan apa yang di ekspor ini. Tapi kalau limbah sisa sortiran ini biasanya dipakai untuk pengeraman ikan dan penyaring air dan biasanya ada pembeli rutin yang membeli dengan harga Rp 500 setiap kilonya," jelas Firman.

Ia menuturkan, Ijuk ini diperoleh ke pelosok-pelosok daerah di selatan Kabupaten Sukabumi karena beberapa daerah, pohon aren penghasil ijuk masih mudah ditemui. Selain itu, Ijuk juga dibeli dari warga ke firman.

"Setiap harinya para petani mengantarkan injuknya, dan saya beli perkilo dengan harga Rp 2.300," ujarnya.

BACA JUGA: Bernilai Ekonomi, Rumput Laut Pantai Minajaya Sukabumi Dikirim ke Luar Kota

Firman mengungkapkan, perjalanan usahanya ini melalui proses panjang yang berawal dari pengrajin sapu ijuk. Hingga suatu waktu ada teman yang meminta ijuk dengan kualitas unggul. Dengan rasa percaya diri, Firman menyanggupinya dan berlanjut hingga kini.

"Awalnya saya pengrajin sapu injuk bersama tetangga yang lain. Namun saat itu ada teman yang datang meminta ijuk kualitas pilihan sesuai dengan yang diminta dan harga yang lumayan tinggi," beber Firman.

Usaha yang dijalaninya juga kerap menghadapi kendala, yaitu ketersediaan bahan baku. Bila sudah seperti itu, Firman akan mencari ke setiap pelosok daerah di selatan Kabupaten Sukabumi agar bisa memenuhi permintaan.

Editor : Andri Somantri

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI