Sukabumi Update

Keren! Kopi Nagrak Sukabumi Tembus Pasar Internasional

SUKABUMIUPDATE.com - Remaja asal Kampung Sinagar, Desa Nagrak Utara, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi berhasil memasarkan produk kopi hingga pasar luar negeri. Ia adalah Deris Mulyana (25 tahun). Kopi yang ia tanam dan jual sendiri sudah diekspor ke beberapa negara, seperti Amerika Serikat, India, Jerman dan Rusia.

"Dan saya lagi siapkan kopi buat diekspor ke Korea," terang Deris saat ditemui sukabumiupdate.com, Kamis (11/07/2019) di kediamannya.

BACA JUGA: Jamur Cangkang Kolangkaling, Potensi Bisnis Menggiurkan Dari Cikarang Jampang Kulon

Kopi yang diproduksi ada dua jenis, yaitu robusta dan arabika. Deris mengatakan jumlah kopi yang ia kirim masih skala kecil, karena keterbatasan mesin dalam memproduksi. 

"Skala kita masih kiloan, belum punya mesin soalnya. harga mesin penggilingan kopi skala besar harganya mahal, bisa sampai Rp 12 juta," lanjutnya. 

BACA JUGA: Prospek Cerah Temulawak dari Ciemas, Jadi Andalan Pabrik Obat dan Jamu

Awal mula menjalankan bisnis kopi ini, Deris mengaku terinspirasi oleh sejarah Kampung Sinagar. Karena dulunya kampung tersebut memiliki perkebunan kopi sangat luas yang dikelola saat zaman kolonial Belanda. Kopi Sinagar bankan terkenal di daratan eropa.

"Dulunya kampung ini kebun kopi. Liat aja di goggle tentang sejarah ini. Kalau saya baca emang dulu udah terkenal kopi ini," papar Deris. 

BACA JUGA: Harga Merosot, Petani Kalibunder Sukabumi Minta Pemerintah Fasilitasi Ekspor Cengkeh

Deris lalu terjun dan mengembangkan bisnis kopi lantaran mendapat perkebunan kopi warisan dari orang tuanya. Ia pernah mengirim kopi ke salah satu kawannya di luar negeri, dan hasilnya banyak yang tertarik memesan kopi yang ia produksi sendiri.

"Dalam sebulan bisa sampai dapat Rp 6 juta. Hasil tersebut dari seluruh perkebunan kopi yang berada di Kecamatan Nagrak. Untuk satu kilogram kopi harganya Rp 75.000 dan dalam sekali panen menghabiskan waktu 10 hari hingga dua pekan. Sekarang semua petani kopi di Nagrak saya koodinir jadi tidak ada yang jual ke tengkulak," tandas Deris.

Editor : Herlan Heryadie

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI