Sukabumi Update

Produk Ukiran Kayu dari Sagaranten Ini Dapat Percantik Sudut Ruangan Rumah

SUKABUMIUPDATE.com - Tak hanya sebagai bahan bangunan, kayu juga bisa menjadi perabotan bernilai seni. Inilah yang dilakukan Wisnu Haryanto (32 tahun) warga Kampung Sumur Nanjung RT 07/02 Desa Sinar Bentang, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi. 

Dari tangan terampil wahyu ini, yang awalnya bongkahan kayu menjadi asbak, meja, kursi, pajangan berbentuk binatang serta ornamen ukiran kayu. 

BACA JUGA: Pemuda Surade Sukabumi Sulap Limbah Kayu Jadi Cinderamata

"Saya menggeluti ukiran kayu ini sejak tahun 2006, usaha ini melanjutkan orang tua," kata Wisnu kepada sukabumiupdate.com, Senin (23/9/2019).

Wahyu menjelaskan, bahan baku yang dipakai yaitu kayu jati, kayu mahoni dan kayu sonokeling baik kayu batangan maupun limbah tebangan. Hanya saja, barang yang dibuat sesuai pesanan sehingga tidak setiap hari melakukan produksi. Keadaan ini terjadi karena kendala permodalan untuk pengadaan bahan baku maupun biaya produksi.

BACA JUGA: Dari Kulit Kayu Teureup, Melihat Sulitnya Membuat Tas Koja di Cidadap Sukabumi

"Terutama untuk ukiran kursi meja dan bentuk-bentuk yang besar, produksi lebih fokus pada kerajinan ukiran yang relatif cepat laku dan harga terjangkau seperti asbak, abstrak dan bentuk binatang. Selama ini untuk pemasaran baru wilayah Sukabumi," ucap Wisnu.

Wisnu mengungkapkan, harga produknya berbeda-beda. Untuk asbak dari kayu mahoni Rp 40 ribu dan kayu jati Rp 60 ribu sedangkan kayu sonokeling Rp 75 ribu. Untuk mangkok berbahan kayu mahoni Rp 85 ribu, kayu jati Rp 120 ribu dan dari kayu sonokeling Rp 160 ribu. Adapun harga nampan dari kayu mahoni Rp 75 ribu, dari kayu jati Rp 100 ribu dan nampan dari kayu sonokeling Rp 130 ribu. 

BACA JUGA: Di Tangan Pemuda Desa Loji, Sampah Kayu dari Pesisir Pantai Disulap Jadi Bunga Cantik

Untuk produksi asbak, nampan, mangkok dan ukiran dengan ukuran kecil bisa mencapai 15 buah per harinya. Sedangkan untuk barang ukiran berukuran besar bisa mencapai empat hari bahkan seminggu. Waktu pengerjaan juga tergantung persediaan bahan dan bentuk ukiran.

"Selama ini kami membentuk ukiran disesuaikan dengan pola juga alur serat kayu, jadi barang yang dihasilkan nampak dan kelihatan indah," pungkasnya.

Editor : Andri Somantri

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI