Sukabumi Update

Geliat Bisnis Kue Kering di Surade Sukabumi Terusik Pandemi, Produksi Dibatasi

SUKABUMIUPDATE.com - Pandemi Corona atau Covid-19 mengusik geliat bisnis kue lebaran di Surade, Kabupaten Sukabumi. Di tengah pandemi ini, penjualan kue kering ikut melesu. 

Perajin kue kering Noneng Sriyuningsih (35 tahun) mengatakan, turunnya penjualan dirasakan tidak hanya oleh dirinya saja namun bagi semua perajin kue kering baik skala kecil maupun besar.

BACA JUGA: Alasan Buruh Pabrik di Cicurug Sukabumi Buang Kue Bingkisan Lebaran

Setiap Ramadan, warga Kampung Ciguha, Kelurahan Surade, Kecamatan Surade ini mulai gesit melakukan produksi kue kering seperti nastar, kacang, aster, sagu keju, putri salju, kastengel, kerang hingga manisan nanas dan manisan kolang kaling.

Namun, hingga pertengahan Ramadan ini baru 5 kilogram kue kering buatanya yang terjual. Sedangkan pada pertengan Ramadan tahun kemarin sebanyak 20 kilogram kue kering yang terjual. "Tahun kemarin dipertengahan bulan Ramadan sudah mengeluarkan 20 kilogram. sekarang baru lima kilogram berbagai jenis kue," imbuhnya.

BACA JUGA: Buruh PT HJ Busana Cicurug Sukabumi Ngamuk Diberi Bingkisan THR Setoples Kue Kering

Menurut Noneng, penurunan jumlah pembeli dirasakan begitu drastis. Memang untuk saat ini masih ada beberapa pelanggan yang pesan kue kering untuk seminggu sebelum lebaran.

Namun karena keadaanya seperti ini Noneng pun akan membatasi jumlah produksi kue kering untuk menghindari kerugian. "Melihat kondisi seperti ini, kami pun berpikir untuk membatasi produksi," jelasnya.

BACA JUGA: Kastengel Kue Kering Lebaran Favorit Keluarga, Ayo Coba Resepnya

Selain karena kendornya penjualan, produksi dibatasi karena harga bahan baku yang tidak kompromi. Semenjak diberlakukanya PSBB di sejumlah daerah pasokan bahan baku menjadi cukup sulit.

Membatasi produksi bagi Noneng adalah satu pilihan dibanding harus menghentikan total produksi. Sebab bagi seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) yang menjalankan usaha rumah apabila usahanya dihentikan maka sama sekali tidak ada pemasukan. Terlebih pekerjaan suaminya pun terkena imbas Covid-19. 

"Bagi kami sangat dilema, menghentikan usaha tidak ada pemasukan karena suami pun kena dampak. Dilanjutkan memang perlu kesabaran, terutama dalam segi penjualan. Akhirnya menunggu nasib baik," ungkapnya.

 

Editor : Andri Somantri

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI