Sukabumi Update

Cek Fakta: Tutup Botol Aqua Mudah Dibuka dan Disuntik Formalin

Video viral tutup botol Aqua mudah terbuka. (Sumber Foto: Tangkapan layar video/Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com - Sebuah cuplikan video yang memperlihatkan tutup botol air minum dalam kemasan (AMDK) merek AQUA bernarasi mudah dibuka dan disuntik formalin viral di media sosial Facebook pada Rabu (29/1/2025).

Dalam video berdurasi 1 menit 31 detik tersebut nampak bagian atas tutup botol Aqua terbuka meskipun masih tersegel. Tampak juga, salah seorang dalam video itu mengambil Aqua berukuran 600 Ml dalam kardus. 

Kemudian orang tersebut dapat dengan mudah membuka bagian atas tutup botol. Bagian atas tutup botol tersebut dengan mudah dilepaskan seperti sudah terkelupas.

Tidak hanya itu, dalam unggahan Facebook yang telah dibagikan berulang ulang kali tersebut disertai dengan narasi yang berbunyi:

"Ini saudara-saudaraku semuanya sekedar menginfokan hati-hati kalau beli Aqua pastikan tutup botol yang di atas yang bertulisa AQUA jangan langsung dibuka. Mohon untuk diperiksa kembali maupun AQUA yang sudah terbuka penyimpanan di atas rak swalayan maupun minimarket atau Indomaret pastikan segel Aqua di tutupnya tidak terkoyak karena kalau terkoyak sudah pasti tutup AQUA tersebut pasti sudah disuntik formalin untuk membunuh seluruh jaringan tubuh kita kini perusahaan AQUA di perikasa oleh departemen kesehatan INDONESIA mohon vidio tersebut di share keseluruh teman maupun kerabat saudara2ku. Jaga anak, cucu, ponakan dan keluarga kita dari ancaman ini tks🙏🏻🙏🏻😊😊," tulis narasi video itu.

Baca Juga: Cek Fakta: Masyarakat Harus Beli Regulator Rp1,5 Juta untuk Tabung Pink Bright Gas

Dalam keterangan resminya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersama Danone Indonesia menegaskan bahwa video tersebut merupakan kejadian lama dari tahun 2017 dan telah diselesaikan, namun kembali beredar dengan narasi yang tidak sesuai fakta.

BPOM menjelaskan bahwa kasus ini melibatkan produk AQUA kemasan botol 330 ml dengan nomor batch tertentu yang diproduksi di pabrik Cianjur pada Juni 2017. Saat itu, produsen telah menarik produk dari peredaran sebagai bentuk tanggung jawab, dan perusahaan mengeluarkan pernyataan resmi pada 26 Juli 2017.

“Badan POM memerintahkan produsen untuk memantau proses penarikan serta memastikan produk bermasalah tidak ada lagi di pasaran,” ujar perwakilan BPOM dalam keterangan yang diterima sukabumiupdate.com, Rabu (29/1/2025).

Selain itu, BPOM juga melakukan penelusuran, sampling, dan pengawalan terhadap kasus ini demi melindungi masyarakat.

BPOM mengimbau masyarakat untuk menjadi konsumen cerdas dengan melakukan pengecekan sebelum membeli dan mengonsumsi produk obat dan makanan menggunakan metode Cek Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kadaluwarsa (KLIK).

Masyarakat yang menemukan produk bermasalah dapat melapor melalui HALO BPOM di 1-500-533, email halobpom@pom.go.id, WhatsApp 0811-9181-533, atau melalui media sosial BPOM.

Baca Juga: Cek Fakta: Rekrutmen CPNS Badan Gizi Nasional untuk Dapur Umum Makan Bergizi Gratis

Sementara itu, Direktur Komunikasi Korporat Danone Indonesia, Arif Mujahidin, memberikan penjelasan terkait video yang kembali beredar. Ia menegaskan bahwa peristiwa tersebut sudah lama diselesaikan dan tidak ada hubungannya dengan isu lain yang dikaitkan dalam narasi video.

“Video ini adalah peristiwa dari tahun 2017 yang kembali diedarkan dengan narasi tambahan yang tidak sesuai fakta. Logo pada botol lama di video itu juga sudah berbeda dengan label saat ini. Patut diduga ada motif persaingan usaha untuk menjatuhkan citra produk AQUA,” ungkap Arif.

Ia juga memastikan bahwa tidak ada kaitan antara kasus tutup botol pecah dengan isu formalin seperti tertulis dalam narasi video viral tersebut.

“Kasus ini sudah selesai sejak 2017 setelah AQUA dan BPOM mengeluarkan pernyataan resmi. Sayangnya, masih ada pihak yang menyebarkan informasi bohong melalui media sosial dan grup WhatsApp,” jelasnya.

Danone Indonesia kemudian mengimbau masyarakat untuk tidak ikut menyebarkan informasi hoaks karena dapat memiliki konsekuensi hukum.

“Jika Anda menerima informasi seperti ini, segera hapus dan jangan menyebarkan berita yang tidak sesuai fakta,” pungkasnya.

Editor : Denis Febrian

Tags :
BERITA TERKAIT