Sukabumi Update

Sebut Faktor Tol Bocimi, DPRD Sukabumi Harap Investasi Tahun 2023 Semakin Meningkat

Heri Antoni, Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Sukabumi | Foto : Ist

SUKABUMIUPDATE.com - Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dari Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN) mengapresiasi atas capaian yang diperoleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) terkait investasi yang masuk ke Kabupaten Sukabumi sepanjang tahun 2022 yang mencapai Rp8,11 triliun.

Dimana prolehan tersebut melampaui target yang telah ditetapkan Kementerian Investasi/BKPM RI senilai Rp1,4 triliun atau dengan capaian sebesar 301,4 persen.

DPMPTSP menyebut investasi sebesar itu berasal dari penanaman modal asing (PMA) dan dari penanaman modal dalam negeri (PMDN). Rinciannya adalah investasi dari PMDN sebesar Rp6,9 triliun, kemudian dari PMA sebesar Rp1,12 triliun.

Berdasarkan sektor usaha, yang paling tertinggi nilai investasinya pada tahun 2022 yaitu dari sektor Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi sebesar Rp5,12 triliun atau 73 persen dari realisasi investasi tahun 2022.

"Patut disyukuri masih tingginya kepercayaan investor terhadap Kabupaten Sukabumi," ujar Heri Antoni kepada sukabumiupdate.com, Jumat (17/03/2023).

Baca Juga: Lebih Dekat dengan Heri Antoni, Wakil Rakyat Kabupaten Sukabumi Kaya Pengalaman

Heri yang duduk di Komisi III DPRD Kabupaten Sukabumi itu berharap nilai investasi berdampak pada skenario pemerintah daerah dalam agenda-agenda peningkatan ekonomi masyarakat.

"Semoga ini salah satunya menjadi pemicu bagi percepatan pemulihan ekonomi pasca covid, yang memporak porandakan perekonomian daerah maupun nasional," tuturnya.

Pada tahun 2023 ini, menurut Heri nilai investasi yang masuk ke Sukabumi diharapkan bisa semakin besar lagi, "Harapannya investasi akan lebih besar setelah beroperasinya tol Bocimi Seksi 2,". kata Heri.

Investasi pada sektor industri, sambung Heri menjadi yang utama, karena banyak menyerap tenaga kerja. Selanjutnya pada sektor pariwisata dengan potensi wisata Kabupaten Sukabumi yang sangat banyak.

"Hanya saja untuk pariwisata kita belum siap infrastruktur pendukungnya, dan budaya pariwisata masyarakatnya. Berbeda dengan masyarakat Yogyakarta dan Bali," tandasnya.

Editor : Syamsul Hidayat

Tags :
BERITA TERKAIT