Sukabumi Update

Perjalananan Karir Linkin Park yang Bakal Konser di Jakarta 16 Februari 2025

Perjalananan Karir Linkin Park yang Bakal Konser di Jakarta 16 Februari 2025 (Sumber : Instagram/@linkinpark)

SUKABUMIUPDATE.com - Grup band rock asal Amerika Serikat, Linkin Park akan menyapa penggemar di Indonesia lewat konser From Zero World Tour 2025 yang bakal digelar pada Minggu, 16 Februari 2025.

Konser From Zero World Tour 2025 Linkin Park di Indonesia nanti pastinya bakal meriah karena digelar secara outdoor yang berlokasi di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.

Apalagi konser ini memang sangat dinantikan oleh penggemar Tanah Air setelah 13 tahun grup band rock tersebut absen tampil di Indonesia. Selain itu, konser kali ini akan lebih menarik karena ada dua anggota baru.

Sebelum menemui mereka nanti, yuk simak perjalanan karir Linkin Park yang dikutip dari Tempo.co.

Baca Juga: Profil Grup Band Linkin Park, yang Bakal Konser di Indonesia Tahun Depan

Perjalanan Karir Linkin Park

Mengutip dari Tempo.co, grup musik yang terbentuk pada 1996 di Agoura Hills, California, ini memulai perjalanannya dengan nama Xero sebelum menjadi nama besar yang dikenal hari ini. Linkin Park lahir dari kolaborasi Mike Shinoda, Brad Delson, dan Rob Bourdon, yang merupakan teman semasa sekolah.

Dengan tambahan Joe Hahn, Dave "Phoenix" Farrell, dan vokalis Mark Wakefield, mereka mulai mengejar mimpi dalam industri musik. Namun, perjalanan awal tidak mudah. Demo mereka yang direkam dengan dana terbatas gagal menarik perhatian label besar.

Segalanya berubah ketika Chester Bennington bergabung pada 1998, menggantikan Wakefield yang hengkang. Dengan vokal Bennington dan sinerginya dengan Shinoda, Linkin Park menemukan identitas musik mereka. Nama band pun berganti menjadi Hybrid Theory, sebelum akhirnya menetap dengan nama Linkin Park, sebagai penghormatan terhadap Lincoln Park di Santa Monica.

Perubahan ini memimpin mereka ke penandatanganan kontrak dengan Warner Bros. dan menghasilkan debut album mereka, Hybrid Theory (2000), yang kemudian tercatat sebagai album debut yang terjual lebih dari 10 juta kopi di seluruh dunia. Hybrid Theory mendapatkan tiga nominasi Grammy dan memenangkan penghargaan di berbagai ajang musik

Pada 2002, band ini merilis album remix Reanimation, yang menghadirkan versi baru dari lagu-lagu di album pertama mereka. Mereka juga terus melakukan tur dunia, memperkenalkan musik mereka kepada audiens internasional, yang semakin besar.

Baca Juga: Linkin Park akan Konser From Zero World Tour di Jakarta Tahun Depan

Setelah sukses dengan Hybrid Theory, Linkin Park merilis album kedua mereka, Meteora (2003), yang berisikan lagu-lagu hits seperti Numb, Somewhere I Belong, dan “Breaking the Habit. Meteora tidak hanya berhasil di pasaran, tetapi juga mengukuhkan Linkin Park sebagai salah satu band rock terbesar di awal 2000-an.

Selain menciptakan karya-karya orisinal, mereka juga menjelajahi proyek kolaborasi. Album Collision Course (2004), hasil kerja sama dengan rapper Jay-Z, menggabungkan musik dan lirik kedua pihak menjadi mash-up.

Pada 2007, Linkin Park merilis album ketiga mereka, Minutes to Midnight. Lagu What I’ve Done menjadi salah satu single paling sukses dari album ini. Linkin Park terus bereksperimen dengan musik mereka, menggabungkan lebih banyak elemen elektronik dan ambient dalam A Thousand Suns (2010).

Pada 2012, mereka merilis Living Things, yang kembali menonjolkan elemen-elemen yang lebih familiar, dengan lagu seperti Burn It Down dan Lost in the Echo yang kembali ke akar rock mereka, namun tetap mengandung sentuhan elektronik.

Linkin Park kembali dengan “Burn It Down” pada 2012, yang merupakan single pertama dari album berikutnya. Living Things memulai debutnya sekali lagi di puncak tangga lagu AS dan mencapai nomor satu di enam belas negara lainnya. Mereka merilis single kedua, Lost in the Echo, pada tahun yang sama.

Tahun 2017 menjadi momen kelam bagi Linkin Park. Setelah merilis album One More Light, yang menampilkan sisi pop mereka, Chester Bennington meninggal dunia akibat bunuh diri. Kepergiannya meninggalkan luka mendalam bagi penggemar dan anggota band.

Baca Juga: Siap-Siap War Besok, Berikut Harga Tiket Konser Linkin Park di Indonesia

Setelah kehilangan ini, Linkin Park memilih untuk hiatus, merilis proyek-proyek arsip seperti One More Light: Live dan perayaan 20 tahun Hybrid Theory (2020). Pada 2023, mereka kembali merilis materi langka dari era Meteora, menghidupkan kenangan bagi penggemar lama.

Pada 2024, Linkin Park bangkit dengan formasi baru. Emily Armstrong dari Dead Sara bergabung sebagai vokalis, sementara Colin Brittain menggantikan Rob Bourdon sebagai drummer. Mereka memperkenalkan album kedelapan mereka, From Zero, yang memadukan elemen klasik dan modern.

Sumber: Tempo.co

Editor : Octa Haerawati

Tags :
BERITA TERKAIT