Sukabumi Update

Hari Teater Sedunia, Mengenal Longser dan Seni Pertunjukan Lainnya di Indonesia

SUKABUMIUPDATE.com - Hari ini di tahun 1961, Institut Teater Internasional atau ITI dan berbagai komunitas teater di Paris, Prancis membentuk Hari Teater Sedunia. Lalu bagaimana kabar seni pertunjukan teater di Indonesia, Longser dan lainnya?

Menyalin tempo.co, peringatan hari teater sedunia memiliki sejumlah tujuan. Mulai dari menyampaikan pesan pentingnya teater bagi dunia, peduli terhadap pesan-pesan yang terkandung di dalam pertunjukan teater, serta membantu komunitas teater di dunia dan membentuk komunitas teater yang lebih luas.

Kepingan sejarah mencatat, teater sudah ada sejak era Mesir Kuno (4000-1580 SM). Sedangkan untuk di Yunani, teater masuk pada 800-277 SM, berawal dari kata theaomai atau melihat, kemudian berkembang menjadi theatron atau gedung pertunjukan.

Perkembangan teater terus menjalar melintasi batas geografis. Di Indonesia, teater berkembang pada zaman Hindu seperti diungkap  Kasim Achmad dalam bukunya Mengenal Teater di Indonesia (2006).

Pada zaman itu, ditemukan unsur teater tradisional banyak digunakan untuk mendukung upacara ritual.  Dari sana teater berkembang ke berbagai daerah Indonesia, mengikuti sikap budaya masyarakat, serta sumber dan bagaimana proses teater hadir di daerah tersebut. 

Tercatat, sejumlah seni pertunjukan (teater) di Indonesia yang masih eksis hingga saat ini. Mulai dari Longser, Wayang Orang, Lenong, dan Ketoprak.

Longser

Teater ini merupakan seni pertunjukan asli daerah Jawa Barat.  Biasanya pemeran menampilkan tarian, lawak, nyanyian. Dalam penampilannya, Longser diisi oleh beberapa pemain alat musik, ronggeng atau penari wanita, dan seorang pelawak atau badut yang nantinya akan memimpin rombongan longser diatas panggung. Mereka merupakan perajut cerita di dalam pertunjukan dan biasanya membawakan tema kehidupan sehari-hari, seperti peternakan, perkebunan, hingga perkawinan.

Wayang Orang

Wayang Orang merupakan pertunjukan yang berkembang di dalam keraton atau istana raja-raja di Jawa. Wayang Orang diambil dari pertunjukan Wayang Kulit, namun Wayang Orang diperankan oleh manusia. Pertunjukan ini berkembang pesat pada 1900-1940.

photoSeni pertunjukan wayang orang - (indonesiakaya.com)</span

Untuk teknis dan struktur pertunjukan, Wayang Orang tidak jauh berbeda dengan Wayang Kulit. Tokoh yang digunakan pun tetap sama yaitu Mahabarata dan Ramayana. Tidak hanya itu, urutan adegan, pola dialog, dan elemen pertunjukan juga memiliki persamaan.

Lenong Betawi

Pertunjukan ini merupakan teater asli tanah Betawi di Jakarta. Menampilkan tokoh-tokoh petarung melegenda, seperti si Pitung, Ayub Jago Betawi, hingga si Jampang. Dalam pertunjukannya Lenong diiringi musik dari Gamelan seperti, gambang, kromong, suling, tekyang, cecer, gong, sukong, dan Kong ah yan.

Untuk cerita dalam pertunjukannya, Lenong tidak membatasi alur cerita sesuai kebudayaan Betawi saja. Sebab dalam perkembangannya Lenong juga memasukkan unsur dari Eropa, seperti properti rumah misalnya. Tidak hanya itu untuk unsur musikpun Lenong juga memasukkan musik-musik dari masyarakat Cina.

Ketoprak

Pertunjukan teater jenis ini mulanya seni teater yang berkembang di tengah-tengah kehidupan rakyat biasa. Namu kepopulerannya tumbuh di kawasan istana kerajaan. Teater ini muncul di daerah Surakarta dan Yogyakarta. 

Dalam perkembangannya Ketoprak dibagi menjadi 3 periode yaitu, Ketoprak Lesung, Peralihan dan Gamelan. Teater Ketoprak juga turut melahirkan bentuk seni baru seperti campur sari. Hal ini tidak lepas dari Teater Ketoprak yang selalu menampilkan nyanyian yang diiringi musik-musik gamelan. 

Selamat Hari Teater Sedunia, semoga seni pertunjukan kita tetap langgeng dan terus berkembang ya!

SUMBER: TEMPO.CO

Editor : Fitriansyah

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI