Sukabumi Update

SIPEKEK Wayang MOCI ECPRES, Inovasi Guru Inspiratif Sukabumi

Ilustrasi. Guru

SUKABUMIUPDATE.com - Hari Guru Nasional menjadi momentum bersejarah bagi para guru di Indonesia, tak terkecuali di Sukabumi.

Momentum Hari Guru nyatanya tak hanya seremonial belaka tapi justru ajang apresiasi bagi Guru Berprestasi.

Namanya Bapak Idris, seorang guru Cipta Bina Mandiri (CBM) Pakujajar Kota Sukabumi yang telah menorehkan prestasi di tingkat Provinsi Jawa Barat.

Tim sukabumiupdate.com berkesempatan mendengarkan kisah inspiratif bapak Idris yang telah dinobatkan sebagai Karya Tulis Ilmiah Terpuji Guru Penggerak dalam kategori Filtrasi (Festival Literasi Guru Penggerak).

Festival Literasi Guru Penggerak atau Filtrasi diselenggarakan oleh Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Barat pada 21-24 November 2022.

Produk inovasi Bapak Idris bernama "SIPEKEK Wayang MOCI ECPRES Solusi Pembelajaran Dimasa dan Pasca Pandemi Covid 19," yang berhasil menerima penghargaan diantara 1.000 orang lebih peserta dari Kota dan Kabupaten di Jawa Barat.

Potret Bapak Idris
Potret Bapak Idris yang Menciptakan Inovasi SIPEKEK Wayang MOCI ECPRES | Foto: Istimewa

Menarik, SIPEKEK Wayang MOCI ECPRES ini sudah diaplikasikan di CBM Pakujajar Kota Sukabumi sejak Maret 2021 lalu.

Mengulas lebih dalam tentang SIPEKEK Wayang MOCI ECPRES

SIPEKEK Wayang MOCI ECPRES bermula dari pengalaman pribadi masa kecil Pak Idris yang gemar memainkan Wayang menggunakan Pelepah Pisang.

Saat menjadi seorang guru, ditambah situasi pandemi yang mengintai Indonesia tentunya berdampak terhadap metode pembelajaran dunia pendidikan.

Guru CBM Pakujajar Kota Sukabumi itu pun menemukan terobosan berbasis budaya lokal Sukabumi (Wayang dan Moci) untuk mendongkrak semangat siswa dalam pembelajaran.

Bapak Idris menuturkan SIPEKEK Wayang MOCI ECPRES terdiri dari tiga konsep utama, yakni SIPEKEK, Wayang MOCI, dan ECPRES.

1. SIPEKEK

SIPEKEK merupakan akronim dari Sistem Pembelajaran Kelas Proyek. SIPEKEK adalah bentuk pengembangan dari metode Project Based Learning untuk mendorong produktivitas murid dalam membuat karya sesuai kreativitas.

2. Wayang MOCI

Wayang MOCI adalah wayang hasil Modifikasi dan Kreativitas murid-murid. Maksudnya adalah murid membuat karya wayang menggunakan bahan bekas seperti kardus.

3. ECPRES

ECPRES merupakan konsep ketiga dalam Karya Tulis Ilmiah. ECPRES adalah akronim dari Eksplorasi konsep, Creat, Presentation/Playing, Reflection, dan Sharing.

Pada tahap pembelajaran ECPRES,  murid-murid melakukan ekplorasi konsep menggunakan HP atau chroombook di mesin pencarian google.

Pada tahap ECPRES terjadi diferensiasi konten, murid dengan gaya belajar audiovisual akan memahami konsep melalui video, dan yang suka membaca akan mendalami konsep melalui artikel.

Perlu diketahui selain menciptakan produk inovasi yang aplikatif, Bapak Idris juga merupakan sosok guru inspiratif di Sukabumi.

Sebelum menjadi guru di CBM Pakujajar Kota Sukabumi, Bapak Idris sempat mengajar selama enam tahun di SDN Neglaasih, Desa Neglasari, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi yaitu pada tahun 2004 - 2010.

Kala itu, Jumlah guru di SDN tersebut hanya ada tiga termasuk Bapak Idris sendiri. Gaji pun jauh dari kata layak, yaitu sekitar 100 ribu per bulan yang cairnya pun tidak tentu, kadang tiga sampai enam bulan baru bisa cair.

"Iya dulu abdi sukarela, akses jalan masih tanah dan pas hujan malah tidak bisa pakai kendaraan jadi harus jalan kaki dan sepatunya dibawa" kata Bapak Idris kepada sukabumiupdate.com, Jumat, 25 November 2022.

Namun kondisi tersebut tak mematahkan semangat pak Idris untuk menjadi Guru yang sebenarnya. Buktinya, masa keemasan mulai datang sebagai buah dari keikhlasan beliau.

Mulai dari diterima PNS di tahun 2010, kemudian menjadi satu-satunya Guru yang lolos Kementerian Pendidikan sebagai tenaga pengajar di Sekolah Kinabalu Sabah Malaysia pada 2015, hingga mendapat Apresiasi Karya Tulis Ilmiah Terpuji Guru Penggerak Jawa Barat di tahun 2022 ini.

Bapak Idris menunjukkan kepada Masyarakat terutama Warga Sukabumi, tentang menjadi Guru sebagai Pendidik yang mengikuti jejak Ki Hajar Dewantara.

"Seperti Filosofi Ki Hajar Dewantara. Setiap murid punya keunikan, potensi dan minat masing-masing. Guru berperan hanya untuk 'menuntun' murid hak kodratinya, bukan 'menuntut' murid" tutup Bapak Idris.

Writer: Nida Salma M

#SHOWRELATEBERITA

Editor : Reza

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI