Sukabumi Update

17 Tokoh Satria dalam Cerita Wayang Golek: Arjuna hingga Gatotkaca

Satria Gatotkaca | Tokoh Satria dalam Cerita Wayang Golek: Arjuna hingga Gatotkaca (Sumber : Instagram/@gallerywayangpgh1)

SUKABUMIUPDATE.com - Golongan Satria adalah satu diantara empat tokoh Wayang Golek. Satria digambarkan sebagai tokoh Wayang yang dekat dengan sifat-sifat tertentu, seperti keluwesan, ketenangan, kelemahlembutan, kegagahan dan kecerdasan.

Diketahui ada 17 Satria dalam penokohan Cerita Wayang Golek. Ke-17 Satria itu disebutkan dalam penelitian Sauky, M. Asfahani; Bukhori, Bukhori. (2021) yang bertajuk "Makna Sosial dalam Nilai-nilai Budaya Sunda pada Lakon Wayang Golek Ki Dalang Wisnu Sunarya".

Baca Juga: 39 Contoh Paribasa Sunda dan Artinya, "Dibere Sabuku Menta Sajeungkal"

Siapa saja Tokoh Satria dalam Cerita Wayang Golek? Simak daftarnya berikut ini:

Daftar Tokoh Satria dalam Cerita Wayang Golek

  1. Sumantri (di ceritakan seorang yang pandai, cerdik, wingit/suci dan keramat, penuh semangat, pemberani, serta halus).
  2. Bima (diceritakan seorang yang gagah berani, teguh, kuat, patuh, dan jujur).
  3. Arjuna (diceritakan seorang yang sakti tanpa tanding, tampan, dan pengembara).
  4. Nakula (diceritakan seorang yang jujur, setia, taat, dan belas kasih).
  5. Sadewa (diceritakan seorang yang mistikus).
  6. Karna (diceritakan seorang yang setia).
  7. Wibisana (diceritakan seorang pengikut kebenaran).
  8. Antareja (diceritakan seorang yang jujur, pendiam, pemberani, teguh hati, tanggungjawab, dan dapat dipercaya).
  9. Antasena (diceritakan seorang yang jujur, berterus terang, bersahaja, berani, dan apa adanya).
  10. Gatotkaca (diceritakan seorang yang gagah berani, sangat sakti, waspada, gesit, tabah dan bertanggungjawab)
  11. Wisanggeni (diceritakan seorang yang tampan, cerdik, pandai, sakti, bersahaja, apa adanya, berjiwa muda dan tidak bisa berbahasa halus).
  12. Abimanyu (diceritakan seorang yang bertabiat halus, tingkah lakunya baik, ucapannya terang, hatinya keras, pemberani, tanggungjawab dan mudah tersinggung).
  13. Setyaki (diceritakan seorang yang teguh keperwiraan).
  14. Burisrawa (diceritakan seorang yang pendendam, sombong, dan ingin menang sendiri).
  15. Aswatama (diceritakan seorang yang pendendam).
  16. Laksmana (diceritakan seorang yang berwatak halus).
  17. Anoman (diceritakan seorang yang sakti, berani, pahlawan, dan dapat diandalkan).

Baca Juga: 20 Contoh Babasan Sunda dan Artinya: Ngarasa Ieu Aing Alias Adigung

Seperti diketahui, nilai budaya Sunda silih asih, silih asuh, dan silih asah dekat dengan 4 golongan Tokoh Wayang Golek. Yaitu:

  • Golongan Satria, digambarkan memiliki bentuk tubuh dekat dengan sifat keluwesan, ketenangan, kelemahlembutan, kegagahan, dan kecerdasan.
  • Golongan Ponggawa, digambarkan sebagai tentara yang ditampilkan dengan bentuk tubuh yang tegap, tegas, mata besar, alis tebal, berkumis, dan memiliki hidung yang mancung.
  • Golongan Buta (raksasa), digambarkan memiliki bentuk tubuh tinggi besar, mata melotot, alis tebal, hidung besar, dan bertaring atas bawah.
  • Golongan Panakawan/Punakawan, ditampilkan dengan bentuk yang khas dan karakteristik umumnya berbentuk manusia cébol, cacat, dan buruk rupa, serta tidak proporsional jika dibandingkan dengan tokoh wayang lainnya. Perwujudan yang demikian itu berlaku secara universal dalam dunia pewayangan di Indonesia.

Baca Juga: 3 Rekomendasi Buku tentang Kepribadian Introvert, Kisah Si Pendiam dan Misterius

Silih asih yaitu saling menyayangi dan mencintai yang dapat dilakukan dalam keluarga maupun di lingkungan masyarakat. Pemberian ungkapan tadi dapat dilakukan dengan cara saling menjaga, mengasuh, dan merangkul antara individu satu dengan yang lain, hal ini yang dimaksud dengan silih asuh serta bukti nyata nilai tersebut tercermin di dalam silih asah.

Sumber: Jurnal UIN SGD

Editor : Nida Salma

Tags :
BERITA TERKAIT