Sukabumi Update

Cerita Sidik Sang Atlet Difabel asal Sukabumi, Merantau ke Bekasi hingga Raih Medali

Atlet difabel asal Sukabumi, Sidik Fatonah pada saat meraih prestasi di Peparda VI Kabupaten Bekasi tahun 2022 lalu. (Sumber : Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com - Di tengah perjuangan hidupnya yang tidak mudah, Sidik Fatonah (22 tahun), seorang atlet tenis kursi roda (Wheelchair Tennis), telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Pemuda kelahiran Sukabumi, 29 Januari 2001 ini berasal dari Kampung Cimuncang RT 28/11, Desa/Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi.

Sidik yang merupakan anak ke 6 dari 7 bersaudara itu telah membuktikan bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi seseorang untuk meraih mimpi dan meraih prestasi.

Dikisahkan Sidik, pada tahun 2018 silam ia mengalami kecelakaan motor yang mengakibatkan cedera serius pada kaki kirinya. Satu tahun lamanya ia musti dirawat, lantaran cedera pada kaki kirinya tak kunjung membaik.

"Kecelakaan pada tahun 2018, sejak duduk di bangku kelas 1 Sekolah Menengah Atas (SMA), saat itu umur saya baru menginjak 17 tahun, kaki kiri saya sampai bengkak sebesar penanak nasi," ujar Sidik kepada sukabumiupdate.com, Senin 26 Juni 2023.

Baca Juga: Mengenal Abah Aton, Lansia Difabel Penjual Sayur Keliling asal Purabaya Sukabumi

Menurut Sidik, musibah yang menimpanya itu, tidak hanya mengakibatkan cedera serius pada kaki kirinya, tetapi juga mengganggu perjalanannya dalam menyelesaikan pendidikannya.

"Setelah kecelakaan tersebut, saya terpaksa harus melewati masa pemulihan yang panjang dan menunda sekolah selama dua tahun," jelasnya.

"Kalau itu, guru juga sudah memaklumi, hingga pada akhirnya mengikuti semacam sekolah paket dan lulus tahun 2021," imbuhnya.

Setelah melalui berbagai upaya medis, Sidik menyebut bahwa dokter menyimpulkan amputasi adalah pilihan terbaik untuk memulihkan kualitas hidupnya.

"Cedera dialami hingga setahun lebih, awalnya di RSUD Sekarwangi hingga dilarikan ke Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung. Akhirnya pada tahun 2019, kaki saya harus diamputasi," ungkap Sidik.

Setelah tindakan medis tersebut selesai, Sidik merasakan efeknya tidak hanya pada fisiknya, tetapi juga pada kesehatan mentalnya. Sidik merasakan kehilangan, kecemasan dan perasaan putus asa setelah kehilangan sebagian dari dirinya yang dulu.

"Selama setahun saya sering menghabiskan waktu di kamar, paling main gitar, tadinya jangankan melihat orang lain, ada yang melihat saya aja, malu rasanya. Tapi saya sadar dan mulai ada motivasi lagi, ketika mengingat masih ada yang lebih daripada saya, tapi masih punya semangat," paparnya.

Segalanya berubah ketika ia mendengar tentang sebuah grup disabilitas di komunitas sekitar. Dengan rasa ingin tahu yang tumbuh, Sidik memutuskan untuk bergabung dalam grup tersebut.

"Sejak di rumah terus, mulai mencoba bergabung grup disabilitas, pada akhirnya ada tawaran untuk menjadi atlet. Awalnya tidak yakin, karena saya tidak tahu ada cabang olah raga untuk penyandang disabilitas," ujarnya,

Singkat cerita, Sidik kemudian menerima tawaran untuk bergabung dengan sebuah tim olahraga disabilitas di Bekasi. "Awalnya ragu dan tidak yakin dengan kemampuan, tapi akhirnya saya memutuskan untuk mengambil peluang itu," ujarnya.

Sebelum terjun ke cabang olahraga (cabor) yang membuatnya menorehkan prestasi dan medali, Sidik memulai perjalanannya dengan menjadi atlet cabor panahan pada tahun 2020.

"Berhubung udah tiga bulan di panahan tidak ada peningkatan, jadi dipindahkan ke cabang olah raga lainnya," tuturnya.

Setelah mencoba panahan dan mengembangkan keterampilannya dalam cabang olahraga tersebut, Sidik mendapatkan dorongan dari pengurus dan tim pelatihnya untuk menjajal cabang olahraga Wheelchair Tennis atau tenis kursi roda lapangan.

"Menerima saran dan dukungan dari para pengurus, saya dengan berani memutuskan untuk memulai latihan Wheelchair Tennis atau tenis kursi roda lapangan pada awal tahun 2021. Selama berlatih hingga bertanding di Bekasi, saya tinggal di asrama," ungkapnya.

Sidik mulai mengikuti program latihan yang intensif yang dirancang oleh pelatih profesional. Ia belajar teknik-teknik dasar tenis duduk, strategi permainan, serta meningkatkan kondisi fisiknya untuk menghadapi kompetisi yang lebih tinggi.

"Kondisi yang dialami sangat berpengaruh ke gaya bermain tenis kursi roda lapangan, dari mulai kursi roda dan raket harus menyesuaikan," ucap Sidik.

Dalam waktu singkat, kemampuan dan keterampilan Sidik dalam tenis duduk semakin berkembang. Ia menunjukkan ketekunan dan dedikasi yang luar biasa dalam melatih dirinya, memperbaiki gerakan, dan meningkatkan kemampuannya dalam mengontrol kursi tenis kursi roda lapangan dengan lancar.

"Karena sering latihan, Alhamdulillah selama 4 bulan bisa beradaptasi, bahkan berprestasi pada saat menekuni selama 7 bulan," terangnya.

Sidik tidak hanya berlatih sendiri, tetapi juga berpartisipasi dalam turnamen dan kompetisi tenis duduk di tingkat regional. Alhasil Sidik mencatat prestasi gemilang di Pekan Paralympic Daerah (PEPARDA) VI yang diadakan pada tahun 2022 di Kabupaten Bekasi.

"Alhamdulillah berhasil mempersembahkan tiga medali untuk Kabupaten Bekasi, termasuk medali emas dalam nomor tenis kursi roda regu putra," ujarnya.

Selain medali emas dalam nomor regu putra, Sidik juga meraih medali perak dalam nomor tenis kursi roda double putra pemula. Tak hanya itu, Sidik juga menunjukkan bakatnya dalam cabang olahraga voli duduk.

"Saya juga berhasil meraih medali perunggu dalam nomor voli duduk, untuk menambah koleksi medali yang diraih dalam PEPARDA VI," kata Sidik.

Ia menyebut, salah satu tantangan terbesar yang dihadapinya adalah melatih mentalnya untuk bermain dengan menggunakan kursi roda khusus.

"Paling mental dan percaya dirinya itu, kalau udah gak percaya diri mainnya hancur, terutama mental yang harus berani," ungkapnya.

Sidik menemukan motivasi yang kuat dalam perjalanan kariernya sebagai atlet tenis duduk. Dua faktor penting yang menjadi sumber motivasinya adalah keluarga yang mendukung dan bimbingan dari pelatihnya.

"Cara memotivasi untuk bisa berprestasi dengan mengingat keluarga dan dukungan pelatih. Jadi setelah berangkat ke sana terus mengingat keluarga, bahwa dengan keadaan seperti ini, saya tetap bisa berprestasi," kata Sidik.

Sidik memahami pentingnya mengimbangi antara latihan olahraga dan kehidupan sehari-hari dengan cara yang teratur dan terorganisir. Ia menyadari bahwa untuk mencapai prestasi yang tinggi, dibutuhkan dedikasi dan konsistensi dalam menjalani rutinitas harian.

"Mengimbangi latihan dan keseharian dengan cara teratur dan disiplin. Jam makan dan jam tidur teratur, jadi gak bisa sembarangan, bahkan jika larut malam WA masih aktif itu dimarahin pelatih," ucapnya.

Lebih lanjut, Sidik memiliki target ambisius untuk berkompetisi dalam ajang berikutnya, yakni Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) di Aceh dan Banten. Dengan langkah awal latihan dan seleksi yang dijadwalkan pada bulan Agustus 2023, Sidik bertekad untuk tampil pada akhir tahun 2024 dalam ajang tersebut.

Sidik telah mempersiapkan diri secara mental dan fisik untuk menghadapi tantangan dalam ajang Paparnas.

"Waktu mau tanding itu, biasanya seminggu gak pernah berhenti latihan, pulang hanya untuk tidur," jelasnya.

Meskipun biasa menjalani latihan rutin, termasuk latihan ringan seperti push up, namun ada kendala dalam kepemilikan kursi roda pribadi. "Kursi rodanya kan khusus, saya belum punya kursi roda pribadi, udah gitu gak bisa gunakan sembarang lapangan," ujar Sidik menambahkan.

Sementara itu, Sidik memiliki harapan besar untuk melihat para atlet disabilitas berprestasi dan meningkatkan kesadaran akan keberadaan mereka di Sukabumi

"Ingin ada atlit-atlit yang berprestasi dan ingin disabilitas lebih dilihat di Sukabumi, karena selain punya kekekurangan juga punya kelebihan. Selain itu, ingin melihat perkumpulan disabilitas Sukabumi," terangnya.

Meskipun saat ini, Ia sedang mewakili Kabupaten Bekasi, Sidik tetap bersemangat dan berkomitmen untuk terus menginspirasi masyarakat Sukabumi melalui prestasinya dalam dunia olahraga.

"Kalau bisa membela Sukabumi yang mana rumah kita sendiri, akan lebih bangga. Membela Bekasi yang bukan tanah kelahiran saya aja, udah semangat, apalagi membela Sukabumi," pungkasnya.

Editor : Denis Febrian

Tags :
BERITA TERKAIT