Sukabumi Update

Gagal SNBP dan SNBT, Strategi Pemuda Sukabumi Muhamad Hisyam Diterima 18 Perguruan Tinggi

Muhamad Hisyam Az-Zahran, pemuda asal Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi, yang diterima 18 perguruan tinggi. | Foto: Dokumentasi Pribadi

SUKABUMIUPDATE.com - Nama Muhamad Hisyam Az-Zahran menjadi sorotan setelah kisahnya diterima di 18 perguruan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri, viral di media sosial. Pemuda asal Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi, berusia 19 tahun, ini tidak menyangka perjalanannya dalam mencari kampus akan menarik perhatian banyak orang.

Diketahui, cerita inspiratif Hisyam viral setelah dia membagikannya melalui akun TikTok @haiyooooo1. "Sebetulnya sudah lama ya, dari 2023 pengumuman UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) kelulusannya. Kemarin-kemarin ikut tren di medsos, lalu tiba-tiba viral. Memang sempat kaget," katanya kepada sukabumiupdate.com, Minggu, 16 Februari 2025.

Hisyam mengungkapkan bahwa awalnya bercita-cita masuk Fakultas Kedokteran. Sejak kelas XI di SMAS Unggul Ar-Rahman, dia telah berkonsultasi dengan guru Bimbingan Konseling (BK) dan mendapatkan saran persaingan masuk fakultas tersebut cukup ketat. Hal ini lalu mendorongnya untuk mengikuti bimbingan belajar atau bimbel secara intensif sejak dini.

"Waktu 2023 memang sudah mengincar itu (Fakultas Kedokteran). Konsultasi dengan BK sejak kelas XI. Terus dari guru BK bilang kalau seandainya masuk kedokteran, saingannya cukup berat nih, makanya dari kelas XI awal saya sudah mulai bimbel," ujarnya.

Baca Juga: Muhamad Hisyam Az-Zahran, Pemuda Sukabumi yang Diterima di 18 Universitas Unggulan

Hisyam kemudian mencoba jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dengan hanya memilih kedokteran, tanpa jurusan lain, dan tidak lolos. Dia selanjutnya mengikuti bimbel dengan sistem karantina selama dua bulan, tanpa boleh memegang handphone, demi mempersiapkan diri menghadapi Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT). Sayangnya, usaha ini juga belum membuahkan hasil.

Tida menyerah, Hisyam kembali mencoba peruntungan melalui jalur seleksi mandiri di berbagai perguruan tinggi, namun hasilnya tetap belum sesuai harapan. Dari sepuluh universitas yang dia daftar, tak satu pun yang menerimanya. "Waktu gagal di jalur mandiri, saya sempat bilang sama orang tua 'Bu, kayaknya kakak mau gap year aja'. Tapi ternyata orang tua enggak ngizinin. Sejak dari situ, saya coba lagi di gelombang dua jalur mandiri," lanjutnya.

Pada gelombang kedua jalur mandiri, Hisyam mulai berani memilih pilihan jurusan kedua di setiap pendaftaran. Dengan strategi tersebut, dia akhirnya berhasil lolos atau diterima di 18 kampus dengan jurusan yang berbeda-beda.

"Saat itu karena saya takut enggak kuliah, jadi saya daftarnya banyak ke beberapa kampus. Karena mungkin di awal-awal saya sudah cukup familiar ya dengan tesnya, jadi di gelombang kedua ini saya merasa lebih enjoy aja sama soal-soalnya. Ternyata ketika pengumuman, banyak lolosnya. Saya lolos di 18 kampus dengan jurusan berbeda yang saat ini viral itu," kata dia.

Setelah mempertimbangkan banyak hal, Hisyam memilih Universitas Padjadjaran (Unpad) dengan Program Studi Teknik Informatika. Keputusan itu ambil karena pengumuman kelulusannya di Fakultas Kedokteran baru muncul setelah membayar uang pangkal di Unpad.

"Akhirnya saya pilih di Unpad dengan Prodi Teknik Informatika, karena saat itu pengumuman saya lulus di kedokteran memang agak terlambat. Beberapa hari kemudian setelah saya daftar dan bayar uang pangkal di Unpad, baru pengumuman lulus datang, di antaranya dari Fakultas Kedokteran IPB dan UIN. Sehingga untuk mengambil kesempatan itu agak saya pertimbangkan karena harus membayar uang pangkal dua kali," jelasnya.

Baca Juga: Sri Mulyani Tegaskan Kampus Tak Boleh Naikkan UKT di Tengah Pemangkasan Anggaran

Hisyam menambahkan, alasan lain memilih Unpad adalah karena ketertarikannya terhadap ilmu informatika dan melihat potensi Unpad sebagai salah satu perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia. "Saya cukup suka dengan ilmu informatika dan melihat potensi Unpad sebagai salah satu PTN terbaik di Indonesia. Jadi menurut saya ini tetap pilihan yang baik," ujarnya.

Dua perguruan tinggi datang dari luar negeri yakni University of Delaware (USA) Prodi Biochemistry dan The George Washington University (USA) Prodi Civil Engineering Program. Hisyam diterima di dua kampus tersebut juga melalui jalur mandiri.

Kisah Hisyam menjadi motivasi bagi banyak pelajar yang sedang berjuang meraih cita-cita mereka. Perjalanannya membuktikan bahwa kegagalan bukan akhir dari segalanya, melainkan bagian dari proses menuju kesuksesan. Berikut adalah 18 perguruan tinggi yang menerima Muhamad Hisyam Az-Zahran:

Institut Pertanian Bogor (IPB) Prodi Kedokteran
Universitas Brawijaya (UB) Prodi Kedokteran
Universitas Brawijaya (UB) Prodi Kedokteran Hewan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Prodi Pendidikan Dokter
Universitas Sam Ratulangi Prodi Kedokteran
Universitas Padjajaran (Unpad) Prodi Teknik Informatika
Universitas Diponegoro (Undip) Prodi Teknik Sipil
Universitas Negeri Malang (UM) Prodi Teknik Mesin
Universitas Airlangga (UNAIR) Prodi Teknologi Sains Data
Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prodi Teknik Mesin
Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Prodi Arsitektur
Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Prodi Teknik Informatika
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Prodi Teknik Informatika
Universitas Jambi (UNJA) Prodi Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret (UNS) Prodi Teknik Informatika
University of Delaware (USA) Prodi Biochemistry
The George Washington University (USA) Prodi Civil Engineering Program
Universitas Negeri Padang Prodi Informatika

Editor : Oksa Bachtiar Camsyah

Tags :
BERITA TERKAIT