Sukabumi Update

Fonna Melania: Batik Lokatmala, Representasi Sukabumi dalam Sehelai Kain

Sukabumiupdate.com - Ingatkah dengan reff. lagu dangdut Hadiah Batik Pekalongan:

"Apakah kau tak ingat hadiah yang kau idamkan... Bukankah kau inginkan batik dari Pekalongan..." Itulah penggalan lirik lagu yang dibawakan Mansyur S. feat Elvy Sukaesih.

Pekalongan, Jawa Tengah, memang dikenal sebagai pusatnya kerajinan batik di Indonesia. Namun, siapa sangka, Kota Sukabumi yang dikenal sebagai Kota Mochi, mampu menghadirkan batik khas, Lokatmala.

Adalah Fonna Melania (41), wanita kelahiran Sukabumi, 21 Mei 1975, aktif menyajikan batik khas Kota Mochi. Berawal dari pengaruh sang nenek dalam proses ketertarikannya terhadap batik. Betapa tinggi nilainya, sehingga membius Fonna untuk tidak sekadar membuat motif, melainkan menghadirkan filosofi dari motif itu sendiri.

Menurut wanita yang sering dipanggil Ceu Popon ini, batik adalah proses, bukan motif semata. Proses dimaksud adalah mengkaji makna yang divisualisasikan pada sehelai kain. Apalagi berhubungan dengan simbol, kekhasan, dan nilai-nilai kearifan lokal suatu daerah, membutuhkan kajian mendalam.

“Ketika saya memilih kendi untuk motif batik, nah, kenapa dipilih kendi sebagai representasi Kota Sukabumi, saya harus paham muasalnya. Selain itu, dalam batik juga terdapat motif tambahan, saya harus paham simbol yang sesuai bila disandingkan dengan kendi. Itu prosesnya tidak mudah,” ujar wanita berkulit putih ini.

Maka tidak heran, jika karya batiknya selama ini, hadir dengan segudang cerita dalam setiap goresan malam (lilin-red). Tengoklah Leungli, bercerita mengenai seekor ikan mas sahabat Putri Rangrang. Sedangkan Candramawat, adalah seekor kucing peliharaan Nini Anteh.

Kejelian Fonna mengkreasikan motif batik, bukan suatu kebetulan. Walaupun membatik belum membudaya di Kota Sukabumi, namun tekad kuat untuk mempelajarinya, membuat ia pergi ke Desa Bakaran, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

“Memang tidak seterkenal Solo, Jogjakarta, Pekalongan, Cirebon, namun teknik tertua yaitu teknik Majapahit ada di sana,” jelas warga Jalan Kenari, Kelurahan Selabatu, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi ini dengan mimik serius.

Fonna menambahkan, dirinya tidak berhenti belajar ketika proses menimba ilmu di Juwana selesai. Banyak hal kudu dipelajari dalam membatik. Tidak sebatas menuangkan malam, melainkan bagaimana mengedukasi masyarakat mengenai batik itu sendiri.

”Lumrahnya di masyarakat, setiap yang bermotif mirip batik, maka disebut batik. Padahal batik adalah proses, yang mana kain diberi malam cair panas untuk merintangi warna. Sedangkan pemahaman masyarakat, setiap motif mirip batik. Meskipun hasil cetakan, tetap disebut batik,” ungkap penggemar dunia kuliner ini.

Tak pelak, sebagai bentuk literacy batik, istri dari Andri Purbawiana (41) ini, giat menyisipkan lembaran-lembaran cerita, dalam goresan batiknya. Selain itu, di media sosial instagram, Fonna rajin mem-posting penggalan-penggalan cerita dari batiknya.

Tidak tanggung-tanggung, Fonna senang menuturkan cerita dibalik motif batiknya kepada konsumen, seperti ketika sedang pameran. Harapannya, agar dapat menjadi pengetahuan, bagi para peminat Lokatmala bahwa helai batik yang dibeli tersebut, mengandung nilai budaya Sunda (Sukabumi) yang tinggi.

Senada dengan kandungan makna dari setiap batik kreasinya, Lokatmala memiliki arti yang dalam. Lokatmala dalam bahasa Sunda artinya bunga Edelweis (Anaphalis Javanica), dengan harapan karya yang dihasilkannya akan seabadi bunga Edelweis. Selain itu, Edelweis merupakan bunga yang tumbuh di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Kabupaten Sukabumi.Menurut ibu dari Cleita Ariela Diandra (18) dan Rain Atland (15) ini, apresiasi pemerintah daerah cukup positif. Mulai dari penggunaan batik Lokatmala di lingkungan pemerintahan, didapuk sebagai mitra pagelaran Mojang Jajaka Kota Sukabumi, hingga hadir dalam pameran.

Ironis, tidak hanya di Sukabumi, respon terhadap batik masih sebagai industri tekstil murahan. “Padahal untuk menghasilkan satu lembar batik, melibatkan banyak orang. Karenanya, batik adalah sebuah proses, sehingga jangan heran kalau harga batik lebih mahal dibanding "batik-batikan", karena membeli batik itu membeli proses bukan motif,” jelas Fonna.

Nah, bagi warga Sukabumi, tertarik untuk memberikan hadiah terbaik dari Sukabumi selain Mochi? Hmm... Batik khas Sukabumi ini, bisa menjadi pilihan.

Editor : Administrator

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI