Sukabumi Update

Mendidik Anak dengan Teladan ala Guru SD Cibitung Kabupaten Sukabumi

SUKABUMIUPDATE.COM - Dijelaskan para ahli, proses perkembangan manusia sangat ditentukan oleh stimulan yang diterima anak dari ibunya. Stimulan tersebut yang kemudian akan berpengaruh besar bagi perkembangan kognitif sang anak.

Itu sebabnya, Yeti Sumartini (46), anak dari keluarga petani H. Suhendi dan Maryam, menerapkan sebuah pola dalam mendidik anaknya, agar sang anak bisa menghargai peran orang tuanya. Orang tua mana pun, akan lebih mudah menerapkan pendidikan kepada anak melalui contoh langsung.

“Sebagai ibu saya harus bertindak nyata, bukan sekadar berteori, atau menerapkan aturan yang mengekang hak-hak anak,” terang guru di Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Gunungbatu, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi, kepada sukabumiupdate.com, Rabu (21/12).

Lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Kota Madya Sukabumi tahun 1990 ini, tiada henti menimba ilmu. Ia meraih gelar S.Pd di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, pada tahun 2010. Tidak cukup Strata 1, untuk S2, ia masuk Universitas Winaya Mukti, Bandung, untuk meraih gelar MM (Magister Managemen), pada tahun ini.

Hal itu diikuti putrinya, Disti Utami Resdiaputri, yang kini sedang melanjutkan S2 Ilmu Hukum di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Jati, Bandung. Sementara putranya Dwi Aprilviansyah Resdiaputra, masih duduk di kelas 12 Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Jampang Kulon.

“Putriku sekarang berusia 23, baru lulus sarjana hukum september 2015, IPK (indeks prestasi kumulatif-red)-nya 3,50. Kini Disti semester satu program pascasarjana,” terang Yeti.

Profesi Yeti sebagai guru, berpengaruh besar terhadap pola pendidikan anak-anaknya di rumah. Ajakan kepada anak-anaknya untuk menyadari betapa pentingnya membangun kemauan untuk maju, diimplementasikan dengan menimba ilmu tiada henti.

“Saya dorong anak-anak untuk maju dalam banyak hal. Maju pribadi, maju akademik, bahkan maju dalam ketaqwaannya terhadap Allah SWT,” ungkap Yeti.

Menurutnya membangun kesadaran itu penting, untuk itu, ia memulainya dari diri sendiri. “Saya beri contoh dahulu, bukan dengan doktrin atau aturan ketat. Saya gemar membaca, sehingga anak saya pun memiliki kegemaran sama. Bagiku, ilmu apa pun akan mudah diserap jika diawali dengan gemar membaca.”

“Saya kuliah lagi, bukan semata tuntutan peningkatan kualitas diri, tetapi lebih kepada mendidik anak untuk terus belajar sepanjang hayat. Terbukti, putriku mulai mengikuti jejakku, melanjutkan S2,” terang Yeti.

Meski begitu, perannya tidak selalu berjalan mulus, masa-masa berat dalam menjalankan tanggungjawab sebagai ibu, kerap ia alami. Baginya, pengalaman terberat adalah saat anak-anaknya beranjak remaja, ia diuji beragam persoalan remaja yang polahnya macam macam. Misal, putranya menyukai balapan motor, sehingga pernah alami kecelakaan berat.

Padahal tugas sebagai guru, terkadang menuntutnya bekerja di luar rumah. “Misal ada pelatihan berhari-hari harus diikuti. Tapi alhamdulillah, tidak pernah ada kejadian fatal,” pungkas warga Citamaga RT 07/03, Desa Ciparay, Kecamatan Jampang Kulon ini.

Yeti, ibu yang hebat, memberi teladan yang nyata bagi kedua anaknya.

Editor : Administrator

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI