Sukabumi Update

Kisah: Pahit Manis Dunia Marketing Sukabumi

SUKABUMIUPDATE.com - Bagi sebagian orang, bergelut dengan dunia marketing (sales) menjadi sebuah pekerjaan menyenangkan sekaligus penuh tantangan. Karena di balik itu, perjalanan pahit manis selalu menyertai. Selain harus mempunyai kepercayaan diri agar mampu meyakinkan konsumen membeli produk yang ditawarkan, juga harus sabar dan tahan banting menghadapi beragam karakter konsumen.

Menjadi tenaga marketing bukanlah cita-cita Evi Kusmiati (25). Sejak kecil ia mengaku bercita-cita menjadi koki handal dan dikenal seluruh dunia.

“Tapi apa boleh buat, pendidikan semasa sekolah menengah ekonomi atas (SMEA) memaksa saya terjun ke profesi sekarang. Kayanya salah jurusan. Tapi setelah lama menjadi tenaga marketing malah merasa nyaman," katanya kepada sukabumiupdate.com, Selasa (11/4).

Wanita dengan tinggi sekitar 160 centimeter itu pun, terus menyakinkan pentingnya tabungan online dari salah satu bank swasta nasional kepada calon konsumen yang ditemuinya.

“Cukup mudah, hanya KTP, dan nomor rekeningnya pun sesuai nomor handphone, sehingga konsumen tidak mudah lupa nomor rekeningnya,” Evi meyakinkan.

Wanita cantik blasteran Sunda dan Kalimantan ini, tak henti memperkenalkan produk yang ia tawarkan. Mulai dari keuntungan, hingga kemudahan transaksi. Upayanya pun tak sia-sia, beberapa calon konsumen akhirnya tertarik dan mendaftarkan diri.

BACA JUGA:

Setiap Hari, Ini yang Dilakukan Rahma Polwan Polsek Cicurug Kabupaten Sukabumi

Pebola Wanita Asal Kabupaten Sukabumi Ini, Ditinggal Ayah Saat Ia Terpilih Memperkuat Timnas

Gadis Skuad Timnas Asal Kabupaten Sukabumi: Ingin Obati Mata Ayah Agar Bisa Nonton Saya Main Sepak Bola

Siaran Menawan Larasati Sukabumi

“Tantangannya ya itu, membuat calon konsumen sampai mau ikut menjadi peserta produk yang saya tawarkan. Kemudian sering juga tantangan dari hidung belang. Banyak pria menganggap profesi marketing ini bisa digoda dan diajak mesum. Kalau tak pintar menjaga diri, bisa terjerumus,” aku warga Neglasari, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi itu.

Evi mengaku, sudah delapan tahun menggeluti profesi marketing. Tidak sedikit pengalaman pahit dan manis ia rasakan. Awalnya ia mengaku gugup menghadapi konsumen. Tetapi sekarang, bisa dengan mudah mengenali karekater calon konsumen.

"Kalau soal pahitnya, tak terceritakan, deh. Pokoknya pahitlah. Salah satu pahitnya itu, ketika gagal mendapatkan calon konsumen yang mau menggunakan layanan yang saya tawarkan,” ujarnya.

Ia mengisahkan, saat pertama bekerja di sebuah perusahaan, ia pernah mengalami pelecehan seksual oleh atasannya. “Di perusahaan sebelumnya, bos saya pernah memaksa berbuat mesum. Karena tidak mau, saya dipecat,” kisahnya.

Kini, dari hasilnya menjadi tenaga marketing, Evi mengaku bisa menghidupi nenek dan kedua anaknya. Ia juga mengatakan, suatu saat akan membuka usaha sendiri agar lebih fokus membesarkan kedua anaknya.

“Makanya, jadi anggota dong. Konsumen dapat untung, Evi juga dapat untung, sehingga bisa nabung dan merintis usaha,” rayu Evi.

Editor : Administrator

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI