Sukabumi Update

Kisah Haru Seorang Ibu Urus Dua Anak Kandung Idap Kelainan Otak di Sagaranten Sukabumi

SUKABUMIUPDATE.com - Malang nasib keluarga kecil Hasanah (35 tahun), warga Kampung Cimangir, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Sagaranten Kabupaten Sukabumi. Sekilas tidak ada yang aneh bila melihat Nurhasanah yang nampak ceria dan biasa saja ini. Namun jika melihat kedua anaknya yang terkulai lemas dan kadang mengeram kejang, siapapun akan terenyuh.

Adalah Sahra Ridhotul Amanah (11 tahun) dan Silvani Ramadhan (7 tahun). Dua gadis kesayangan Nurhasanah itu didiagnosa dokter menderita penyakit kelainan otak.

Sahra dan Silva sejak bayi memiliki kelainan. Keduanya tak bisa hidup dan bermain normal layaknya anak seusia mereka. Pertumbuhan Sahradan Silvani terbilang lambat dengan berat masing-masing hanya 7 kilogram saja. Jika dilihat, tubuh mereka seperti tulang terbungkus kulit saja.

Nurhasanah mengaku ikhlas merawat kedua buah hatinya meski Ia harus berbagi peran menjadi seorang ibu sekaligus ayah. Suaminya, Maman, sudah hampir tiga tahun tidak bekerja dan jarang pulang ke rumah.

Kondisi Sahra dan Silva yang berbeda dengan anak lainnya, membuat Nurhasanah harus lebih ekstra merawatnya. Kedua putrinya seringkali mengalami kejang, merengek serta menangis. Nurhasanah harus mengatur waktu untuk menunggu dan melayani pembeli yang belanja ke warung kecil miliknya.

Meski sejauh ini sudah ada bantuan dan perhatian dari pemerintah desa dan petugas kesehatan setempat, namun menurut Nurhasanah, itu tak cukup membantu. Perannya yang juga sebagai pencari nafkah membuatnya tak bisa berbuat banyak.

"Kedua anak saya hanya bisa makan bubur, dan bubur instan itu saya beli Rp 20 ribu setiap harinya. Belum lagi harus memikirkan biaya lainnya, sedangkan saya hanya mengandalkan berjualan kecil - kecilan," keluh Nurhasanah sambil mengusap air matanya.

BACA JUGA: Posting Pertemuan dengan Adul, Jokowi: Sungguh Menginspirasi Kita Semua

Saat ini Nurhasanah beserta Sahra dan Silvani tinggal di rumah milik kakeknya yang sudah tua dan kebetulan tinggal sendiri.

"Saya disini menumpang dirumah kakek saya, supaya bisa ikut jualan, "sambungnya.

Nurhasanah mengaku sudah pasrah dengan penyakit yang diderita kedua putrinya. Ia hanya berusaha agar mereka dapat bertahan hidup.

"Saya hanya ingin anak saya hidup, meski kadang - kadang saya pun kewalahan namun saya ikhlas. Kalaupun ada pihak yang sudi membantu, mungkin rejeki ke dua putri saya," pungkasnya.

Editor : Ardi Yakub

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI