Sukabumi Update

Difabel Ini Menulis Buku Autobiografinya Dengan Hidung

SUKABUMIUPDATE.com - Menjadi difabel tidak membuat Josh Barry yang terlahir dengan Celebral Palsy menjadi pasif. Ia tetap bisa menghasilkan berbagai karya dengan menggunakan berbagai cara. 

Celebral Palsy adalah Cerebral Palsy adalah kondisi gangguan otot dan saraf pada bayi baru lahir. Hal ini membuat dirinya mengalami keterbatasan gerak dan berkomunikasi. Sejak 9 tahun lalu, Josh memutuskan menuangkan kisah hidupnya dalam sebuah buku.

Josh menulis buku dengan caranya sendiri dan di luar dugaan. Ia menulis dengan menggunakan hidung. Sebuah tehnik yang tidak lazim dilakukan individu dengan Celebral Palsy. "Saya ingin membuka pandangan orang banyak bila mereka berada pada kondisi yang sama seperti saya," ujar Josh Barry, dilansir dari BBC, Jumat 22 Februari 2019.

 

<iframe id="google_ads_iframe_/14056285/tempo.co/desktop_edsus_inarticle_0" style="vertical-align: bottom; border-width: 0px; padding: 0px; margin: 0px;" title="3rd party ad content" name="google_ads_iframe_/14056285/tempo.co/desktop_edsus_inarticle_0" width="1" height="1" frameborder="0" marginwidth="0" marginheight="0" scrolling="no" data-google-container-id="1" data-load-complete="true"> </iframe> Josh Barry adalah warga negara Inggris yang berasal dari East Cowes, the Isle of Wight, ini mengetik di Ipad dan komputernya menggunakan hidung. Sebelum menggunakan hidung, Josh menggunakan piranti dikte dari suara menjadi teks.

Namun piranti aksesibilitas ini tidak memberikan hasil maksimal, karena suara yang dihasilkan Josh tidak dapat terbaca mesin. Tidak menyerah, Josh mencari cara yang lebih efektif. "Agar lebih kreatif dan mandiri,saya memutuskan mulai menggunakan hidung," ujar Josh yang juga seorang jurnalis lepas di sebuah media hiburan ini.

Mengetik menggunakan hidung tidak berarti memperlambat aktivitas Josh. Kecepatan mengetiknya hampir sama dengan orang yang menggunakan tangan.

Hasilnya, tidak hanya menyelesaikan sebuah buku otobiografi, Josh yang banyak melakukan aktivitas melalui gerakan hidung ini juga berhasil menyelesaikan pendidikan masternya.

Dalam wawancara video yang dilakukan bersama BBC, Josh banyak menyampaikan pemikirannya. Salah satu pandangan yang disampaikan Josh adalah setiap orang memiliki cara masing-masing dalam menjalankan hidupnya.

"Cara yang berbeda itu menunjukkan, hidup seseorang tetap berlanjut meski dalam kondisi disabilitas," ujar Josh.

Sumber: Tempo

Editor : Ardi Yakub

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI