Sukabumi Update

Ternak Itik, Santri di Ciracap Sukabumi Raih Penghargaan Kementerian Pertanian

SUKABUMIUPDATE.com - Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Hidayah di Kampung Pasirgancleng, Desa Cikangkung, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, membedayakan para santri dan kiai serta ustad lewat pengembangan usaha ternak melalui Ikatan Sejahtera Kyai Muda (Istakim). 

Program pemberdayaan tersebut berbuah prestasi. Kementerian Pertanian memberikan penghargaan untuk Istakim untuk kategori peternak berprestasi pemasok ekspor komoditas itik. Penghargaan tersebut diserahkan di GOR Sudiang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (10/4/2019).

BACA JUGA: Tingkatkan Populasi Usaha Ternak Sapi di Sukabumi Selatan, Disnak Gandeng Bank Sinarmas

Ketua Istakim Acep Muhammad Tholib, mengungkapkan, kelompok ternak Istakim dibentuk pada tahun 2015 yang awalnya bergerak pada usaha penggemukan sapi. Atas saran UPTD Peternakan Wilayah VI Jampangkulon, pada tahun 2018, Istikim membentuk koperasi dan mengembangkan usaha ternak itik, dimana para kiai muda diberikan itik untuk berternak di rumah masing-masing.

"Saat ini anggota Istakim berjumlah 32 orang dengan jumlah itik 6.000 ekor. Untuk telurnya kami tampung di koperasi, perhari bisa menghasilkan 3.200 telur, untuk memenuhi pasar lokal wilayah VI Jampangkulon sebanyak 1.000 butir perhari, sedangkan yang diekspor ke luar negeri sebanyak 20 ribu butir telur itik per 10 hari sekali. Ekspor melalui rekanan yang ada di Karawang," ungkap Acep kepada sukabumiupdate.com, Jumat (12/4/2019).

BACA JUGA: Dihadapan Pengusaha Ternak, Bupati Sukabumi Jelaskan Alasan Penataan Kandang Ayam

Acep menuturkan, usaha ternak itik tersebut tidak lepas dari peran serta sejumlah pihak diantaranya petugas peternakan yang memberikan Bimtek dan Diklat Kelompok Usaha Baru (KUB) di Bandung. Kemudian, Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada bulan November memberikan bantuan dua unit mesin tetes telur, telur tetes 400 butir serta itik usia sehari Day Old Duck (DOD) sebanyak 700 butir.

Kendati hanya usaha sampingan, para kiai dan ustad yang selama ini menjadi guru ngaji sedikit demi sedikit bisa terangkat kesejahteraannya. Sehingga dengan penghargaan yang didapatkan tersebut, kedepannya usaha ternak itik ini ditargetkan menjadi usaha pokok.

"Mereka bisa memelihara 1.000 ekor perorang, kalau sekarang hanya 200 hingga 400 ekor. Kendalanya masalah pakan saja, karena selalu beli," pungkasnya.

Editor : Andri Somantri

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI