Sukabumi Update

Ki Memed dan Abah Ugi Ciptagelar Sukabumi Terima Anugerah Kebudayaan 2019

SUKABUMIUPDATE.com – Dua tokoh budaya sunda di Kabupaten Sukabumi masuk dalam 60 figur se Indonesia penerima anugerah kebudayaan 2019 dari Kementrian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) RI. Abah Ugi Sugriana Rakasiwi (Abah Ugi), pemimpin kasepuhan adat Banten Kidul Ciptagelar di Cisolok dan Memed Tjakra Gumelar (Ki Memed) seniman wayang golek dianugerahi sebagai komunitas dan pelestari budaya sunda. 

Rencananya penghargaan akan diserahkan kepada abah Ugi dan Ki Memed langsung oleh Mendikbud, Kamis besok (10/10/2019) di Istora Senayan Jakarta. “Saat ini abah Ugi dan Ki Memed sudah ada di Jakarta dan bersama panitia, dan perwakilan dari Pemkab Sukabumi,” jelas Yanti Irianti, Kepala Bidang Budaya pada Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disbupora) Kabupaten Sukabumi, Rabu (9/10/2019).

BACA JUGA: Sakralitas Ritual Saren Taun di Kasepuhan Ciptagelar Sukabumi

Kepada sukabuiupdate.com melalui pesan whatsapp, Yanyi menjelaskan Ki Memed akan menerima penghargaan budaya maestro seni budaya 2019 kategori pelestari dan Abah Ugi dalam kategori komunitas. 

“Ini adalah satu kebanggaan untuk Kabupaten Sukabumi dan semoga penghargaan ini menjadi motivasi dan pendorong untuk meningkat kan kemajuan budaya di Kabupaten Sukabumi, ternyata Kabupeten Sukabumi memiliki kekayaan dan potensi budaya yang luar biasa,” tegas Yanti.

BACA JUGA: Dog Dog Lojor Seni Tradisi Ciptagelar yang Sakral

Dalam rilis yang diterima redaksi sukabumiupdate.com dari Kemendikbud, Ki Memed dalam narasi Kemendikbud adalah pelestari wayang golek yang dengan dengan Ikhlas melestarikan budayanya, membina seniman seniwati muda agar regenerasi dapat berjalan. Ia juga aktif dalam berbagai kesenian seperti theatre rakyat, siden, nayaga, pencak silat dan calung.

“Baginya keanekaragaman tradisi seperti wayang golek merupakan salah satu bagian budaya bangsa yang menjadi penopang berdirinya NKRI,” tulis Kemendikbud RI.

Tentang Abah Ugi dan Kasepuhan Ciptagelar, Kemendikbud menilai bahwa komunitas Kasepuhan Ciptagelar yang berdiri sekitar tahun 1368, kampung adat ini berada di kawasan pedalaman Gunung Halimun Salak dikenal sebagai masyarakat pemegang teguh adat dan tradisi yang bersandar pada kebudayaan pertanian, khususnya padi.

Beberapa rangkaian kegiatan pertanian yang mengakar diantaranya ngaseuk, mipit, nganyaran dan serentaun. Kasepuhan ini juga memiliki stasiun televisi sendiri (CIGA TV) yang berisi program-program pertanian, aktivitas adat dan aneka program hiburan termasuk musik.

Sehari sebelumnya, Serentaun Ciptagelar adalah satu dari 13 kesenian di Jawa Barat yang ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda Indonesia 2019 oleh Kemendikbud. Penghargaan kebudayaan sebagai bentuk apresiasi kepada perorangan, komunitas dan pemerintah daerah yang berperan aktif dalam pelestarian dan pengembangan Kebudayaan Indonesia. 

 

Editor : Fitriansyah

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI