Sukabumi Update

Sinopsis Preman Pensiun 9 Episode 3: Otang Ngeluh Terminal Sepi, Warung Kang Gobang Jadi Tempat Curhat

Sinopsis Preman Pensiun 9 Episode 3 yang Akan Menceritakan Lika-Liku Mantan Preman yang Mulai Kehidupan Baru. (Sumber : Instagram/@premanpensiun.mncp).

SUKABUMIUPDATE.com - Episode kedua dari Preman Pensiun 9 yang telah tayang menampilkan kisah para mantan preman yang kini mencoba menjalani kehidupan baru dengan berbagai tantangan.

Perjuangan Mantan Preman dalam Bisnis

Murad mencoba peruntungan di dunia pertanian dengan menanam cabai dan kol. Namun, bisnisnya tidak selalu berjalan mulus, terkadang mendapatkan untung, tetapi di waktu lain harus merugi. 

Ketika hasil panennya tidak laku, ia bahkan membiarkan tanaman-tanamannya membusuk. “Kalau lagi rugi, tanamannya saya biarkan membusuk”, ujar Murad.

Sementara itu, Ujang telah merintis usaha bengkel motor. Bisnisnya berjalan cukup lancar, dengan pelanggan yang datang setiap hari. Untuk menambah modal, ia bahkan menjual motor trail kesayangannya demi mengembangkan bengkel tersebut.

Kang Gobang atau Ari Jamasari akan terlihat di episode awal Preman Pensiun. | Instagram/@premanpensiun.mncpKang Gobang atau Ari Jamasari akan terlihat di episode awal Preman Pensiun. | Instagram/@premanpensiun.mncp.

Sinopsis Preman Pensiun 9 Episode 3: Warung Kopi Kang Gobang: Tempat Berbagi Keluh Kesah

Sinopsis Preman Pensiun 9 Episode 3 ini, Warung kopi milik Kang Gobang menjadi tempat berkumpul para mantan preman yang kini menjalani kehidupan yang lebih damai. Mereka sering datang untuk saling berbagi cerita dan curhat tentang kondisi mereka saat ini.

Otang, salah satu preman, sedang kebingungan mencari pekerjaan lain karena bisnisnya di terminal mulai sepi. 

Ia pun datang ke warung Kang Gobang untuk mencurahkan isi hati kepada Kang Gobang dan Cecep. 

Namun, sayangnya, Cecep sendiri juga sedang menganggur karena baru saja keluar dari pabrik Kicimpring milik Kang Mus, yang kini dikelola oleh putrinya, Safira.

Sebagaimana pada episode awal, trio Otang, Jack, dan Iding mulai mengeluh karena usaha mereka di terminal mulai sepi.

Ini karena bisnis di terminal berbeda dengan kondisi sebelumnya. Mereka menyadari bahwa terminal tidak lagi menjadi tempat yang menjanjikan seperti dahulu.

Fenomena ini menurut Otang terjadi karena semakin banyak penumpang yang beralih ke jasa travel, taksi online, ojek online, atau bahkan memilih menggunakan kendaraan pribadi. 

Alhasil, terminal yang menjadi tempat mereka mencari nafkah sehari-hari pun mulai terkena dampaknya. Mereka menyadari jika bisnis di terminal mulai lesu.

Hal lain juga yang dirasakan oleh Deni, yang berbincang dengan istrinya mengenai kondisi terminal yang semakin sepi. Ia mulai berpikir untuk mencari pekerjaan lain.

 

Editor : Ikbal Juliansyah

Tags :
BERITA TERKAIT