Sukabumi Update

Cari Spot Liburan? Ini Rekomendasi Wisata Alam Sukabumi Sekitar Tol Bocimi!

Healing di Curug Sawer, Rekomendasi Wisata Sukabumi Sekitar Tol Bocimi. (Sumber : Instagram/@visitsukabumi)

SUKABUMIUPDATE.com - Tol Bocimi atau Bogor-Ciawi-Sukabumi menjadi salah satu akses transportasi jalur darat yang fungsional selama Libur Nataru 2023.

Fungsionalnya tol bocimi juga secara tidak langsung mengenalkan spot wisata Sukabumi yang apik!

Bahkan, PT. Trans Jabar Tol dalam postingan LinkedIn-nya, Sabtu (24/12/2022), menyebut beberapa rekomendasi Wisata di Sukabumi yang bisa diakses sekitar Tol Bocimi.

"Buat libur akhir tahun ini #sobatbocimi dan #sobatcisuna bisa mencoba menikmati deburan ombak Pantai Pelabuhan Ratu, keindahan Geopark Ciletuh, dinginnya Taman Nasional Gunung Gede Pangrango..." tulis PT. Trans Jabar Tol di LinkedIn, dikutip Kamis (29/12/2022).

Baca Juga: Sunset hingga Hutan, 5 Rekomendasi Wisata Libur Nataru untuk Introvert Travellers!

Berikut Rekomendasi Wisata Alam Sukabumi Sekitar Tol Bocimi. Apa Saja? Yuk, Simak!

1. Pantai Palabuhanratu Geopark Ciletuh

Rekomendasi Wisata Alam Sukabumi pertama yang Dapat Dinikmati Sekitar Tol Bocimi adalah Pantai Palabuhanratu Geopark Ciletuh.

Berdasarkan catatan redaksi sukabumiupdate.com, salah satu wisata di Geopark Ciletuh Sukabumi adalah Pantai Cikadal Spot Hutan Mangrove.

Wisatawan yang mengunjungi kawasan Ciletuh-Palabuhanratu Unesco Global Geopark (CPUGGp), juga bisa mampir ke hutan mangrove di Desa Mandrajaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.

Lokasi Hutan Mangrove tidak jauh dari Pantai Cikadal tepatnya berada di Rawa atau Alor Ciateul.

Untuk mencapai lokasi hutan mangrove Pantai Cikadal Kawasan Ciletuh-Palabuhanratu Unesco Global Geopark (CPUGGp), pengunjung bisa masuk dari arah Tamanjaya atau kantor Kecamatan Ciemas, sekitar 26 kilometer menuju arah Pantai Palangpang di Desa Ciwaru.

Kemudian, wisatawan berjalan melewati kantor Desa Mekarsakti dengan kondisi jalan cukup baik, berselang jalan bebatuan, menuju ke Desa Mandrajaya.

Dari kantor Desa Mandrajaya sekitar dua kilometer baru bisa sampai ke lokasi hutan mangrove. Tetapi, bagi pengguna kendaraan roda empat perjalanan bisa memakan waktu sekitar satu jam. Sedangkan pengguna kendaraan roda dua cukup sekitar 30 menit saja.

Jalan alternatif untuk kendaraan roda dua juga tersedia di kawasan ini, yakni dari Balai RK melalui Jembatan Kisohir.

Pengunjung wisata alam Sukabumi ini selain bisa menikmati pemandangan Pantai Cikadal dengan spot Pulau Mandra, hutan lindung Gunung Badak, juga bisa menjelajahi hutan mangrove sampai ke dalamnya.

Gratis! Masuk ke spot hutan mangrove ini tidak dipungut biaya sama sekali. Tetapi, jika pengunjung ingin ke Pulau Mandra atau spot lain, fasilitas perahu sudah tersedia.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Tempat Wisata di Sukabumi untuk Libur Nataru

2. Healing di Curug Sawer, Wisata Alam Sukabumi

Rekomendasi Wisata Alam Sukabumi Dekat Bocimi berikutnya adalah Healing di Curug Sawer.

Ya, Melepas penat di Icon Wisata di Cipamingkis Sukabumi ini bisa menjadi alternatif refreshing kala Libur Nataru.

Curug Sawer adalah tempat wisata yang berada di kawasan Perhutani tepatnya di Kampung Rancapalek RT 15/05, Desa Cipamingkis.

Wisata alam ini masih begitu asri dengan pohon rimbun tumbuh mengapit curug tersebut. Panorama alam Curug Sawer semakin mempesona dengan hamparan sawah yang berada tak jauh dari curug.

Curug Sawer berjarak 5 kilometer dari Kantor Kecamatan Cidolog dan 6 kilometer apabila dari kantor Desa Cipamingkis. Apabila dari Kota Sukabumi, perjalanan yang ditempuh ada menuju jalan raya jalur Sagaranten-Tegalbuleud. Kemudian apabila Jampangkulon melalui jalan raya ke daerah Kalibunder lalu apabila dari daerah Surade akses jalan yang dilalui menuju Tegalbuleud.

Semua akses jalan tersebut tujuannya adalah Desa Cipamingkis. Dari jalan raya perjalanan dilanjutkan menuju jalan desa yang bisa diakses mobil serta motor menuju Kampung Rancapalek. Tetapi, jalan desa itu hanya 3 kilometer saja yang bisa dilalui mobil.

Maka dari itu, untuk wisatawan yang menggunakan mobil bisa diparkir atau dititipkan ke rumah warga. Sementara perjalanan akan dilanjutkan dengan motor sekitar 2 kilometer ke Kampung Rancapalek. Pengunjung juga akan berjalan kaki sekitar 1 kilometer di kampung ini untuk masuk ke kawasan Perhutani, tempat curug sawer.

Di area Curug Sawer itu ada 2 curug lain namanya Curug Cakrawea serta Curug Serelek dari aliran Sungai Cidolog. Jarak dari satu curug ke yang lainnya sekitar 100 meteran.

Untuk diketahui, air yang mengalir ke Curug Sawer dan Curug Cakrawea serta Curug Serelek berasal dari Sungai Cidolog.

Baca Juga: Wisata Curug Cikaso Sukabumi, Mitos 3 Sosok Penunggu Termasuk Pesugihan!

3. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP)

Terakhir, Rekomendasi Wisata Alam Sukabumi Dekat Bocimi adalah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP).

TNGGP adalah sumber daya alam di pegunungan yang digunakan sebagai tempat konservasi sekaligus Taman Nasional.

TNGGP dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis dibawah Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya (KSDAE), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP).

Pembukaan TNGGP dilakukan sejak tahun 1980 oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau UNESCO. Dan di tahun 1977, UNESCO telah menetapkan Gunung Gede Pangrango sebagai Cagar Biosfer.

Secara geografis, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango terletak antara 106º51`-107º02` BT dan 6º41`-6º51` LS. Sementara berdasarkan wilayah Administratifnya, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango termasuk dalam wilayah tiga Kabupaten, yakni Kabupaten Sukabumi, Cianjur dan Bogor.

Seperti diketahui, berdasarkan ketinggiannya Gunung Gede dan Gunung Pangrango adalah dua gunung yang berbeda.

Ketinggian Gunung Pangrango yaitu 3.019 M diatas permukaan laut sedangkan Gunung Gede berada pada angka 2.958 M di atas permukaan laut. Puncak Gunung Gede dan Gunung Pangrango terhubung melalui punggung gunung yang berketinggian 2.400 M diatas permukaan laut atau disebut Kandang Badak.

Rentang ketinggian tersebut membuat kawasan konservasi TNGGP memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Salah satunya, Bunga Edelweiss (Anaphalis javanica), jenis tumbuhan khas dataran tinggi basah yang dilindungi.

Sayangnya, saat ini pembukaan kembali Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) masih menunggu informasi resmi dari Penanggung Jawab terkait.

Editor : Nida Salma

Tags :
BERITA TERKAIT