Sukabumi Update

Akibat Tersedak, Ternyata Mochi Bisa Sebabkan Kematian di Jepang

(Foto Ilustrasi) Mochi adalah salah satu kuliner populer di Jepang. | Foto: Istimewa

SUKABUMIUPDATE.com - Mochi adalah salah satu kuliner populer di Jepang. Bahkan, hidangan ini menjadi makanan yang wajib disajikan saat Tahun Baru.

Mochi adalah sejenis kue beras tradisional Jepang yang dibuat dari butiran beras ketan kukus yang ditumbuk menjadi pasta menggunakan palu kayu yang disebut kine.

Cara tradisional membuat mochi adalah memasukkan butiran beras utuh ke dalam Usu (mangkuk besar dari kayu/batu) dan ditumbuk hingga menjadi pasta menggunakan palu kayu yang berat. Pasta tersebut kemudian dipotong menjadi balok setebal 1,5 sentimeter yang disebut Noshi-mochi atau menjadi bulatan yang disebut maru-mochi.

Mengutip tempo.co, mochi telah diperlakukan sebagai makanan langka dan pembuatan mochi sendiri merupakan ritual di Jepang selama berabad-abad. Pada zaman dahulu, mochi digunakan sebagai persembahan kepada dewa dan teksturnya yang melar sering dikaitkan dengan umur panjang.

Baca Juga: Berbekal Uang Pesangon PHK, Pasangan Muda di Sukabumi Ini Terinspirasi Mochi

Di Jepang, pembuatan mochi (mochitsuki) juga dipandang sebagai upacara untuk mengharapkan kemakmuran keluarga karena ikatan mereka selama pembuatan. Satu set mochi dua lapis berbentuk donat dengan mandarin di atasnya dikenal sebagai Kagami-mochi. Inilah yang biasa disantap saat Tahun Baru.

Musibah Akibat Mochi

Mochi memang enak disantap dan menjadi sajian Tahun Baru di keluarga Jepang. Namun mochi juga menyebabkan musibah, di mana sering kali ada orang yang tersedak mochi hingga harus dirawat, bahkan meninggal.

Tahun baru kali ini, empat wanita tercatat meninggal karena tersedak kue beras tradisional itu dan 12 orang lainnya dirawat di rumah sakit, menurut Asahi. Para wanita yang meninggal semuanya berusia 80-an tahun.

Sebelas dari mereka yang dirawat di rumah sakit juga berusia lanjut dan satu orang berusia di bawah 40 tahun.

Tersedak mochi yang manis dan lengket itu sangat umum sehingga Departemen Kepolisian Tokyo memiliki situs web yang menawarkan tip tentang cara membantu seseorang yang makanannya bersarang di tenggorokannya.

Pihak berwenang setiap tahun memperingatkan orang-orang untuk memotong kue ketan menjadi potongan-potongan kecil agar lebih mudah dikunyah, terutama untuk orang tua dan anak-anak. Orang juga disarankan untuk memakan suguhan tersebut secara perlahan.

Baca Juga: Mochi Sukabumi Ditetapkan Jadi WBTB Nasional pada Sidang Penetapan 2022

Terlepas dari peringatan publik, suguhan yang terbuat dari nasi kukus yang ditumbuk telah menyebabkan kematian karena mati lemas hampir setiap tahun, terutama di kalangan orang tua. Pada 2015, sembilan orang meninggal mengikuti tradisi kuliner tahunan tersebut.

Mochi sebagai menu wajib liburan Tahun Baru Jepang dapat disajikan dengan dipanggang atau dimasak dalam kaldu atau dengan kacang manis. Namun itu dapat dengan mudah tersangkut di tenggorokan orang dan menghalangi pernapasan.

Menurut jurnal medis Resusitasi pada 2020, mochi menyumbang hingga 13,9 persen kasus obstruksi jalan napas benda asing (FBAO) di Jepang. Di Tokyo, 482 pasien dirawat di rumah sakit setelah tersedak kue beras selama lima tahun.

Sumber: Tempo.co

Editor : Oksa Bachtiar Camsyah

Tags :
BERITA TERKAIT