Sukabumi Update

Raden Kian Santang, Penunggu Curug Meong di Wisata Alam Cikaso Sukabumi

Curug Cikaso Sukabumi, tiga air terjun disatu sungai. Air terjun yang tengah dinamai Curug Meong dan cerita mitosnya dijaga sosok mistis dari figur Raden Kian Santang (Sumber : @adiputramar/goodnewsfromindonesia

SUKABUMIUPDATE.com - Curug Cikaso Sukabumi adalah salah satu wisata Curug yang menawarkan berbagai keindahan dan pemandangan alam yang memanjakan mata.

Terlepas dari keindahan yang ditawarkan, Curug Cikaso menyimpan cerita mitos yang beredar di masyarakat. Konon, Curug Cikaso diawasi oleh tiga sosok yakni Nyi Blorong, Prabu Siliwangi dan Eyang Santang. Hal ini berkaitan dengan tiga aliran air yang ada memiliki nama berbeda-beda.

Tiga curug tersebut yaitu pertama, Curug Aseupan di sebelah kiri dipercaya sebagai tempat bersemayamnya Nyi Blorong. Kedua, Curug Aki di kanan dipercaya bahwa sosok penunggu nya adalah Prabu Siliwangi. Terakhir, Curug ketiga di sebelah tengah bernama Curug Meong yang diyakini menjadi tempat bersemayamnya Eyang Santang.

Kali ini yang akan dibahas adalah Raden Kian Santang, Putra dari Prabu Siliwangi sang Raja Pajajaran, Mitos Penunggu Curug Meong di Cikaso Sukabumi

Mitos Raden Kian Santang, Penunggu Curug Meong di Wisata Alam Curug Cikaso Sukabumi

Raden Kian Santang merupakan putra dari Prabu Siliwangi (Raja Pakuan Pajajaran) atau Sri Baduga Maharaja dengan Nyi Subang Larang. Kiansantang lahir pada tahun 1315 di Tatar Pasundan, wilayah Pulau Jawa.

Baca Juga: Wisata Curug di Sukabumi, Cikaso Jadi Tempat Bersemayam Prabu Siliwangi?

Diketahui, sebelum dirinya menuntut ilmu di Mekkah, nama Kian Santang berubah menjadi Galantrang Setra, didapatkan ketika mencari seseorang yang dapat mengalahkan kekuatannya.

Raden Kiansantang merupakan sinatria yang terkenal, gagah dan perkasa sehingga disebutkan sejak kecil hingga dewasa usia 33 tahun, belum ada yang bisa menandingi kekuatan dan kesaktiannya di pulau Jawa.

Sementara sang ayah, Prabu Siliwangi atau Prabu Dewataprana Sri Baduga Maharaja lahir di Kawali Galuh (Ciamis) tahun 1401 dan tutup usia pada 31 Desember 1521.

Prabu Siliwangi adalah putra Prabu Dewa Niskala dan cucu dari Niskala Wastu Kancana. Ia menikah dengan seorang wanita bernama Nyi Ambetikasih, putri dari Ki Gedeng Sindakasih atau pamannya sendiri.

Pernikahan Prabu Siliwangi dengan Nyi Ambetikasih dikaruniai 3 orang anak yang bernama Raden Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuwana, Nyimas Rara Santang, dan Raden Kian Santang.

Alwi Assegaf: Raden Kian Santang, Penunggu Curug Meong di Wisata Alam Cikaso SukabumiAlwi Assegaf: Raden Kian Santang, Penunggu Curug Meong di Wisata Alam Cikaso Sukabumi

Baca Juga: 13 Fakta Goa Kutamaneuh Sukabumi, Peristirahatan Prabu Siliwangi Sampai Johny Indo

Anak Prabu Siliwangi yang pertama, Raden Walangsungsang mendirikan Kesultanan Cirebon. Kemudian anak kedua, Nyimas Rara Santang memiliki putra bernama Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati yang mendirikan Kesultanan Banten. Sedangkan anak bungsunya, Raden Kian Santang adalah seorang pendekar yang terkenal sakti di Pulau Jawa.

Wisata Alam Curug Cikaso Sukabumi

Wisata Alam Curug Cikaso Sukabumi berada di Kampung Ciniti, Desa Cibitung, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi.

Masyarakat sekitar lebih sering menyebut curug Cikaso meskipun sebenarnya memiliki nama Curug Luhur (Air terjun Tinggi). Hal ini karena aliran air dari curug bersumber dari anak sungai Cikaso dan bermuara di Muara Tegal Buleud Kabupaten Sukabumi.

Curug Cikaso terbentuk dari tiga titik air terjun yang saling berdampingan dan memiliki ketinggian sekitar 80 meter dan lebar tebing 100 meter.

Tepat dibawah curug tersebut terdapat kolam luas berwarna hijau kebiru-biruan bak di negeri dongeng, dengan kedalaman sekitar 15 meter. Namun, pengunjung sangat tidak disarankan berenang di kolam tersebut karena hempasan air terjun bisa membahayakan dan cukup dalam.

Rute menuju Curug Cikaso dapat dijangkau melalui akses ke Jalan Nasional Surade - Tegalbuleud dengan jarak sekitar 8 kilometer.

Para pengunjung yang menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat bisa masuk langsung ke area parkir. Kemudian, untuk masuk ke Curug Cikaso, pengunjung harus naik perahu dan menyusuri Sungai Cikaso hanya sekitar 5 - 10 menit.

Jika pengunjung tidak ingin naik perahu, maka alternatif lain yang dapat dipilih yaitu melalui pematang sawah milik penduduk sekitar.

Sumber : berbagai sumber.

Editor : Nida Salma Mardiyyah

Tags :
BERITA TERKAIT