Sukabumi Update

Tak Hanya Ketupat dan Opor, Ini 5 Hidangan Lezat Lebaran dari Berbagai Belahan Dunia

Ilustrasi. Inilah makanan khas lebaran yang berasal dari berbagai negara di Dunia termasuk Indonesia (Sumber : Freepik/@jcomp)

SUKABUMIUPDATE.com - Ada banyak hal menarik jika berbicara mengenai Hari Raya Idul Fitri salah satunya soal kuliner. Karena seperti kita tahu jika ada beberapa kuliner yang identik dengan momen Hari Raya Idul Fitri (Lebaran).

Di Indonesia sendiri kuliner yang menjadi ciri khas lebaran diantaranya ketupat dan opor ayam. Makanan ini seolah menjadi hidangan wajib saat perayaan lebaran di Indonesia.

Tapi ternyata tak hanya makanan dari Indonesia tersebut, karena di berbagai negara lain di Dunia juga memiliki makanan khas lebaran mereka masing-masing.

Baca Juga: Mau Mudik? Ini 5 Makanan yang Wajib Dibawa Untuk Cegah Mabuk Perjalanan

Semua makanan tersebut tentunya memiliki cita rasa berbeda dan mampu membuat momen Hari Raya Idul Fitri semakin berwarna.

Berikut ini adalah beberapa pilihan makanan dan hidangan Idul Fitri terbaik dari seluruh dunia, baik yang manis maupun tidak melansir dari theculturetrip.com.via Tempo.co.

1. Maroko: Laasida dan Tagine

Maroko memulai hari dengan sarapan laasida, sebuah hidangan yang terlihat mirip dengan puding beras, namun terdiri dari couscous, mentega, madu, dan bumbu. Sederhana, namun manis. laasida dapat dijadikan makanan pembuka, tetapi tagine tradisional seringkali menjadi penutupnya.

Baca Juga: Punya Makna Mendalam, Ini Alasan Ketupat Jadi Makanan Khas Lebaran

Populer di seluruh Afrika Utara sepanjang tahun ini, tagine biasanya menggunakan daging ayam, meskipun untuk Idul Fitri, bukan hal yang aneh jika Anda melihat tagine daging kambing dengan buah-buahan kering.

2. India, Pakistan, Bangladesh: Sheer Khurma

Untuk Idul Fitri, di negara-negara seperti India, Pakistan dan Bangladesh, adalah hal yang umum untuk menikmati hidangan krim yang dikenal sebagai sheer khurma (atau korma/kurma).

Hidangan susu - terbuat dari mie yang mirip dengan vermicelli panggang, yang dikenal sebagai seviyan (atau sevaiyan) - terkadang diberi taburan kacang almond atau kurma kering.

Hidangan manis ini terkadang dikenal sebagai shemai dan dianggap sebagai salah satu hidangan Idul Fitri yang paling populer dan penuh keberuntungan.

Baca Juga: 10 Makanan Khas Buka Puasa dari Berbagai Negara, Makanan Ini Jadi Wakil Indonesia

3. Indonesia: Lapis Legit

Dipengaruhi oleh sejarah penjajahan Belanda, Indonesia sering kali menyajikan kue lapis legit yang sangat lezat untuk merayakan akhir Ramadan.

Dikenal dengan nama lapis legit, kue ini juga merupakan hidangan yang masih populer di Belanda (meskipun dengan nama spekkoek) dan mungkin merupakan salah satu hidangan Idul Fitri yang paling banyak memakan waktu; setiap lapis dibuat dari adonan yang dituang dan dipanggang, sebelum akhirnya dirangkai menjadi produk jadi.

4. Afghanistan: Bolani

Idul Fitri di Afghanistan adalah perayaan yang berorientasi pada anak-anak, yang melibatkan banyak perayaan khusus yang dirancang khusus untuk anggota keluarga termuda.

Baca Juga: Sejarah Ketupat, Makanan Lebaran Idul Fitri yang Dikenalkan Sunan Kalijaga

Namun, makanan tetap menjadi urusan keluarga, dan salah satu hidangan paling tradisional di Afghanistan pada waktu ini adalah bolani, roti pipih yang diisi dengan sayuran hijau, seperti bayam, kentang, labu, atau kacang-kacangan.

Sebagai salah satu dari sedikit hidangan gurih yang dinikmati saat Idul Fitri, bolani layak mendapat tempat di daftar ini.

5. Cina: You Xiang

Banyak orang lupa bahwa Cina, meskipun mayoritas penduduknya beragama Kristen, juga merupakan salah satu dari sekian banyak negara di dunia yang merayakan akhir Ramadan dan awal Idul Fitri.

Baca Juga: 5 Kuliner Legendaris Jawa Barat Zona Cirebonan, Cocok Jadi Buruan saat Kulineran

Bahkan, perayaan ini sering ditandai dengan melakukan kunjungan ke rumah para lansia sebelum pulang ke rumah untuk menyantap you xiang.

Sering disajikan dengan sup atau nasi, ini adalah camilan sederhana yang digoreng dan terbuat dari tepung yang diterjemahkan sebagai 'aroma minyak' yang tidak menarik, dan banyak ritual yang mengelilingi persiapan dan konsumsinya.

Sumber: Tempo.co

Editor : Dede Imran

Tags :
BERITA TERKAIT