Sukabumi Update

Dipadati saat Libur Lebaran, Taman Cimalati Sukabumi Siap Kembalikan Sentuhan Heritage

Suasana di Taman Rekreasi Cimalati di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, saat libur lebaran 2023. | Foto: SU/Ibnu Sanubari

SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah persiapan dilakukan Taman Rekreasi Cimalati di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, untuk menyambut lonjakan pengunjung pada musim lebaran 2023. Sejak Ramadan, persiapan semacam pengecatan lantai di sekitar kolam renang anak-anak, perbaikan jalan, hingga pemeliharaan bungalo, dilakukan manajemen.

Perwakilan manajemen Taman Rekreasi Cimalati, Supriyadi, mengatakan beberapa fasilitas itu sudah direhabilitasi lantaran telah berdiri sejak 1990-an. Adapun selama Ramadan, salah satu objek wisata kebanggaan Kabupaten Sukabumi tersebut ditutup. Waktu satu bulan ini menjadi kesempatan bagi manajemen untuk melakukan persiapan dan pemeliharaan.

"Kami kembali buka saat hari pertama lebaran. Lonjakan pengunjung terjadi pada hari keduanya," kata dia kepada sukabumiupdate.com pada Rabu, 26 April 2023.

Selain spot-spot wisata yang sudah tersedia, kata Supriyadi, manajemen juga mengadakan live music di panggung Taman Rekreasi Cimalati. Acara hiburan ini dimulai pukul 10.00 sampai 16.00 WIB dan akan berjalan selama delapan hari sejak H+1 lebaran atau Minggu, 23 April 2023. Live music ini akan tersedia setiap hari berturut-turut, kecuali Jumat.

Untuk menikmati hiburan live music, pengunjung hanya perlu membeli tiket masuk ke Taman Rekreasi Cimalati (sudah termasuk tiket masuk). Adapun harga tiket masuk selama libur lebaran ini sama seperti akhir pekan biasanya yakni Rp 25 ribu per orang, baik anak-anak maupun dewasa. Ini sudah mendapatkan fasilitas berenang dan menikmati hiburan.

Sementara pada hari biasa yaitu Senin hingga Jumat, harga tiket masuk Taman Rekreasi Cimalati adalah Rp 20 ribu. Masih soal fasilitas, manajemen juga menyediakan kantin bagi wisatawan yang ingin membeli makanan dan minuman di sekitar kolam renang. "Pengunjung mau jajan silakan. Bayar langsung di kantin yang tersedia," kata Supriyadi.

Baca Juga: Gagal ke Palabuhanratu, Wisatawan Pilih Berlibur ke Taman Cimalati Sukabumi

Beberapa fasilitas lain yang bisa dinikmati pengunjung di Taman Rekreasi Cimalati antara lain terapi ikan dan wahana permainan anak di sekitar kolam renang. Supriyadi menyebut tarif untuk terapi ikan adalah Rp 10 ribu per jam, sedangkan wahana permainan anak Rp 20 ribu per jam. Keselamatan menjadi poin penting yang diperhatikan manajemen.

Ada sekitar enam personel lifeguard yang sudah terlatih secara khusus. Mereka bersiaga di setiap kolam renang untuk menjaga dan memastikan keselamatan pengunjung serta menciptakan rasa nyaman.

Supriyadi kemudian mengulas daya tarik Taman Rekreasi Cimalati yang sudah ada sejak zaman Belanda sehingga memiliki nilai sejarah.

"Sekitar Bogor dan Sukabumi, kalau sebut nama Cimalati pasti tahu karena salah satu ikon wisata di Sukabumi. Sebelum banyak tempat wisata seperti sekarang, kalau ke Sukabumi hanya ada beberapa tempat yang orang wajib tahu, salah satunya Cimalati," kata dia.

Kemudian, sambung Supriyadi, Cimalati memiliki mata air yang bukan mengambil dari tempat orang lain. "Kita punya sumber mata air sendiri dan airnya cukup banyak. Kolamnya sudah tidak perlu menggunakan kaporit. Airnya tidak perlu kita tampung. Airnya mengalir seperti sungai. Sebagian dimanfaatkan untuk penduduk sekitar Cimalati," ujarnya.

"Jadi kolam renang Cimalati itu dijamin bersih, tidak menggunakan kaporit dan aman untuk anak-anak," imbuhnya. Menurut Supriyadi, mata airnya berada di dekat kolam utama yang memiliki tanda dasarnya batu. "Jadi kalau ke Cimalati ada kolam utama yang besar itu, di atasnya ada mata air."

Pimpinan Taman Rekreasi Cimalati melalui Supriyadi mengaku ingin mengembalikan Cimalati kepada nilai sejarah bukan modern. "Kembali ke zaman dulu. Kolam renang mata air itu inginnya dibikin sakral. Kalau orang melihat kolam renang Cimalati itu langsung beranggapan ada nilai sejarah. Bukan kesan modern yang diambil, tetapi nilai sejarahnya," katanya.

Dia menuturkan apabila ada renovasi atau perbaikan, mengarahnya lebih kepada heritage atau zaman dulu yang didasari batu.

"Bahkan dari manajemen perusahaan, kolam utama itu nantinya diharapkan bukan keramik, melainkan batu. Zaman Belanda kan menggunakan batu. Intinya ingin dikembalikan lagi. Jadi orang Jakarta kalau melihat kolam dasarnya keramik itu sudah tidak aneh. Tapi kalau kolam dasarnya batu bakal membuat kesan unik para pengunjung," ujar Supriyadi.

Kendati demikian, pihaknya tetap akan berupaya menambah wahana kolam renang dan tetap memperhatikan pemeliharaan penginapan. "Jadi harus identik, penginapan dan kolamnya harus nyambung. Dengan kolam heritage begitu, otomatis bungalonya bukan modern, melainkan bangunan pada zaman Belanda," ungkap Supriyadi.

Di samping itu, Supriyadi mengungkapkan pihaknya menginkan ada kolam renang yang sifatnya privat. "Misalnya kalau mandi di situ pengunjung pria wajib menggunakan sarung dan ada air mancurnya, sebanyak tujuh pancuran, seperti di Bali. Nanti kita sediakan sarungnya," kata dia.

Pasalnya, kata Supriyadi, sumber airnya melimpah sehingga berpeluang besar untuk mewujudkan pembuatan kolam mandi dengan tujuh air mancur. "Itu salah satu cita-cita pimpinan perusahaan. Jadi ke Cimelati itu bukan kemodernan, melainkan membuat kesan sejarah terhadap pengunjung yang bertujuan mempertahankan budaya," katanya.

Editor : Oksa Bachtiar Camsyah

Tags :
BERITA TERKAIT