Sukabumi Update

Wisata Situ Sangiang, Danau Cantik yang Dipercaya Jadi Tempat Moksa Sunan Talaga Manggung

Situ Sangiang menjadi salah satu destinasi wisata yang cocok untuk melepas stres saat berkunjung ke Majalengka (Sumber : Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com - Situ Sangiang menjadi salah satu destinasi wisata populer di Majalengka. Wisata Situ Sangiang sendiri merupakan sebuah danau cantik cukup luas yang dikelilingi oleh lebatnya hutan.

Hutan di sekitar danau ini masih sangat terjaga dan bahkan beberapa tempat dikeramatkan oleh warga sekitar.

Situ Sangiang menawarkan pemandangan alam yang indah dengan suasana menenangkan sehingga tempat ini sangat cocok dijadikan lokasi melepas stres saat akhir pekan.

Di hutan sekitar danau ini kita masih bisa menemukan berbagai satwa mulai dari burung kutilang, kera, dan lainnya. Kemudian, di danau ini juga hidup berbagai jenis ikan seperti ikan mas, lele, nila dan sebagainya.

Baca Juga: 5 Tempat Camping di Majalengka, Ada yang Punya View Lautan Awan

Selain itu, berbagai fasilitas wisata seperti toilet, warung hingga spot foto menjadikan wisatawan semakin nyaman berkunjung ke sini.

Situ Sangiang sendiri berlokasi di Desa Sangiang, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Mitos Situ Sangiang Majalengka

Dibalik keindahannya, Situ Sangiang menyimpan cerita mitos yang sudah menyebar di masyarakat sekitar. Apalagi kondisi hutan yang lebat dan masih terjaga, semakin memperbesar rasa percaya orang-orang pada cerita di danau cantik ini.

Baca Juga: View 360 Derajat dan Gagahnya Ciremai: Lokasi Camping Favorit di Majalengka

Melansir dari laman ksdae.menlhk.go.id, di sini terdapat makam Sunan Parung yang dipercaya sebagai Raja ternama dari Kerajaan Talaga Manggung.

Masyarakat setempat percaya keberadaan pohon Nunuk dan ikan di Situ Sangiang harus terus dijaga. Konon, pohon Nunuk ini dipercaya sebagai gerbang kerajaan Talaga Manggung.

Sedangkan keberadaan ikan merupakan jelmaan prajurit kerajaan. Bila ada ikan yang mati, maka harus dikuburkan layaknya manusia. Pamali ini tidak boleh dilanggar, karena akan mengakibatkan malapetaka.

Karena itu, banyak peziarah yang mengunjungi makam Sunan Parung pada 1 Syura dan waktu tertentu lainnya.

Mereka melakukan serangkaian ritual yang diakhiri dengan memberi makan ikan dan mandi di bibir situ.

Baca Juga: 6 Tempat Wisata Dekat Stasiun Garut, Healing Naik Kereta ke Kota Intan

Oleh masyarakat setempat, Situ Sangiang juga menjadi "alat" prakiraan musim. Permukaan airnya sering dijadikan tanda datangnya musim kemarau dan penghujan.

Menjelang kemarau, ketinggian air akan bertambah hingga memenuhi situ. Sementara jelang penghujan tiba, permukaaan air justru surut.

Walaupun diluar nalar, mistis dan kearifan lokal masyarakat setempat turut melestarikan Situ Sangiang sehingga terhindar dari tangan-tangan jahil.

Editor : Dede Imran

Tags :
BERITA TERKAIT