Sukabumi Update

Situ Sangiang Majalengka: Misteri Kerajaan Talaga Manggung dan Ikan Jelmaan Prajurit

Situ Sangiang adalah sebuah danau alami yang terletak di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai, sebelah selatan Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. (Sumber : Instagram/@djokohartoyo).

SUKABUMIUPDATE.com - Situ Sangiang, salah satu destinasi wisata alam di Majalengka, Jawa Barat, menawarkan pesona yang memikat. Dikelilingi oleh hutan yang rimbun dan suasana yang tenang, tempat ini cocok bagi wisatawan yang ingin mencari ketenangan. 

Saat memasuki kawasan ini, pengunjung disambut oleh lebatnya pepohonan yang menaungi jalan setapak menuju danau. Lokasi ini berada di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai, sehingga keasrian alamnya tetap terjaga.

Pemandangan danau yang tenang menjadi daya tarik utama Situ Sangiang. Wisatawan dapat duduk di tepi danau untuk bersantai sambil menikmati panorama alam. 

Memberi makan ikan adalah aktivitas lain yang bisa dilakukan, tentunya dengan izin dari pengelola dan memastikan makanan aman untuk ikan. 

Keindahan hutan hijau di sekitar danau menciptakan latar foto yang sempurna. Terdapat gardu sederhana yang menjorok ke danau serta beberapa batu besar di sekitar danau yang sering dimanfaatkan wisatawan untuk berfoto.

Fasilitas yang Tersedia

Situ Sangiang dilengkapi berbagai fasilitas untuk kenyamanan pengunjung. Jalan setapak dari pintu masuk hingga ke danau sudah tertata dengan baik, memudahkan wisatawan untuk berjalan tanpa khawatir akan licin. 

Di sepanjang area, kebersihan tempat ini sangat terjaga. Fasilitas lainnya meliputi toilet, gazebo sederhana untuk bersantai, serta area parkir yang cukup luas. Tempat ibadah juga tersedia, mengingat lokasi ini sering menjadi tujuan wisata religi. 

Selain itu, warung makan di sekitar danau menyediakan makanan dan minuman bagi pengunjung yang membutuhkan.

Akses Menuju Situ Sangiang

Situ Sangiang berlokasi sekitar 26 km dari pusat Kota Majalengka, tepatnya di Desa Sangiang, Jalan Raya Cigasong-Talaga. Perjalanan dari alun-alun Majalengka menuju lokasi ini memakan waktu sekitar 49 menit menggunakan kendaraan pribadi. 

Keunikan dan Daya Tarik Situ Sangiang

Situ Sangiang menawarkan pemandangan danau yang indah dan suasana alami yang jarang ditemukan di tempat lain. Hamparan pepohonan yang rimbun menciptakan kesan teduh, sementara akar-akar besar pohon tua menjadi daya tarik tersendiri. 

Dengan luas mencapai 19 hektar, kondisi danau tetap bersih, bahkan ikan-ikan yang berenang bebas di dalamnya dapat terlihat jelas. Selain keindahannya, kawasan ini juga menyimpan mitos atau cerita rakyat.

Misteri Kerajaan Talaga Manggung dan Ikan Jelmaan Prajurit

Menurut cerita rakyat, Situ Sangiang diyakini sebagai lokasi "ngahiang" atau moksa Sunan Talaga Manggung beserta keratonnya pada abad ke-15. 

Hal ini terjadi setelah pengkhianatan menantunya, Patih Palembang Gunung. Akibat peristiwa tersebut, kawasan ini sempat menghilang dan baru ditemukan kembali saat masa penjajahan Belanda.

Namun di balik pesonanya, Situ Sangiang memiliki nuansa mistis yang terasa begitu kuat. Ketika memasuki kawasan ini, suasana sunyi, lembap, dan udara sejuk sering membuat pengunjung merasakan sensasi merinding. 

Ikan di Situ Sangiang yang konon dipercaya sebagai jelmaan Prajurit dari Kerajaan Talaga Manggung. |Ikan di Situ Sangiang yang konon dipercaya sebagai jelmaan Prajurit dari Kerajaan Talaga Manggung. | Instagram/@djokohartoyo/@aalllfn.

Lalu keberadaan makam Sunan Parung, yang diyakini sebagai Raja Kerajaan Talaga Manggung, semakin memperkuat aura mistis di tempat ini.

Masyarakat setempat juga sangat menjaga pohon Nunuk dan ikan di Situ Sangiang. Pohon Nunuk dipercaya sebagai gerbang menuju Kerajaan Talaga Manggung, sedangkan ikan-ikan di situ dianggap sebagai jelmaan prajurit kerajaan. 

Jika ada ikan yang mati, masyarakat harus menguburkannya dengan tata cara seperti manusia. Pelanggaran terhadap pamali ini diyakini dapat mendatangkan malapetaka.

Makam Sunan Parung menjadi tujuan utama para peziarah, terutama pada tanggal 1 Syura atau waktu-waktu tertentu. Ritual ziarah biasanya diakhiri dengan memberi makan ikan dan mandi di tepian situ. 

Bagi masyarakat sekitar, Situ Sangiang juga berperan sebagai alat untuk memprediksi musim. Ketinggian airnya menjadi tanda perubahan cuaca. Menjelang kemarau, air di danau akan naik hingga memenuhi situ, sementara menjelang musim hujan, air justru surut.

Meskipun ada aspek yang sulit dijelaskan secara logika, kombinasi unsur mistis dan kearifan lokal telah membantu melestarikan Situ Sangiang. Hal ini menjaga kawasan tersebut dari kerusakan akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.

Situ Sangiang merupakan destinasi wisata alam yang layak dikunjungi. Pesona danau yang indah, suasana hutan yang asri, serta fasilitas yang memadai menjadikannya pilihan tepat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman di akhir pekan.

Sumber: Ksdae.Menlhk dan Berbagai Sumber

 

Editor : Ikbal Juliansyah

Tags :
BERITA TERKAIT