Sukabumi Update

Untuk Para Pelancong, Wisata Edukasi Madu Trigona Hadir di Kawasan Pantai Karanghawu Sukabumi

Peternakan madu trigona atau madu teuweul milik Nana di kawasan Pantai Karanghawu, Cisolok, Kabupaten Sukabumi. (Sumber: SU/Ilyas Supendi)

SUKABUMIUPDATE.com - Seakan tak ada habisnya, pesona alam Sukabumi kembali menghadirkan inovasi baru untuk para pelancong yang berniat untuk berwisata ke Pantai Karanghawu di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Pasalnya, selain menyuguhkan keindahan pantai, di kawasan Karanghawu juga hadir wisata edukasi Madu trigona atau madu teuweul.

Tempat ini tak hanya menyuguhkan keindahan alam, tapi juga sebagai sarana edukasi untuk para pelancong tentang pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan melalui budidaya lebah tanpa sengat.

Pengelola sekaligus pembudidaya lebah trigona, Nanan, menceritakan bahwa wisata edukasi ini mulai dibangun pada Agustus 2024. Awalnya hanya fokus pada budidaya lebah madu trigona, namun kini berkembang menjadi pusat edukasi dengan berbagai aktivitas menarik.

"Selain lebah madu trigona, kami juga kembangkan budidaya jamur tiram, anggur, dan stroberi," ujar Nanan yang juga Relawan Inspirasi Rumah Zakat Desa Berdaya Cisolok, kepada Sukabumiupdate.com, pada Minggu (9/11/2025).

Baca Juga: Suara Dibalik Jeruji, Terdakwa Ojol Dalam Kasus Penyiraman Air Keras di Baros Sukabumi Minta Ampunan

Saat ini, di kawasan tersebut terdapat dua jenis lebah trigona, yaitu laeviceps berukuran kecil dan itama yang lebih besar. Ada sekitar 100 koloni lebah yang dikelola di area ini.

Meski berkonsep edukasi, biaya masuknya sangat terjangkau. Pengunjung hanya perlu membayar infak Rp5.000 dan bisa langsung menikmati seluruh fasilitas seperti gazebo, mushola, toilet, hingga area permainan anak. Selain itu, tersedia juga berbagai produk olahan berbahan madu trigona, seperti kelapa muda madu trigona, teh telang madu, hingga hot lemon madu.

Namun daya tarik utamanya bukan hanya produk-produk itu, melainkan pengalaman belajar langsung. Nanan menuturkan, wisata ini dirancang sebagai sarana edukasi bagi siswa, masyarakat, maupun wisatawan umum yang ingin memahami proses budidaya lebah dan manfaat ekologisnya.

"Target kami menumbuhkan minat masyarakat untuk ikut membudidayakan di rumah. Kami ingin memberi inspirasi," kata Nanan.

Pengunjung yang datang juga disuguhkan dengan pemandangan menakjubkan, di depan mata terhampar laut, sementara di belakang terbentang hutan hijau. Selain itu, mereka juga bisa belajar tentang cara budidaya lebah, jamur, stroberi dan anggur, serta membeli hasil panennya secara langsung.

Hasil panen tersebut juga dijual dengan harga terjangkau, seperti jamur tiram Rp20.000 per kilogram, dan madu trigona 250 ml seharga Rp100.000.

Baca Juga: Perempuan Sukabumi Meninggal dalam Mobil Travel Diduga Akibat Sakit Lambung

Menurutnya, keberadaan lebah trigona juga berperan penting dalam mempercepat penyerbukan tanaman anggur yang sedang dikembangkan di lokasi wisata.

"Saat ini ada sekitar 10 warga lokal yang kami libatkan dalam kegiatan budidaya dan pengelolaan wisata," tambahnya.

Dikenal dengan khasiatnya, madu trigona memiliki tiga keunggulan utama yakni mengandung madu, propolis, dan pollen.

"Kandungan itu dipercaya mampu membantu menjaga kesehatan tubuh, bahkan direkomendasikan bagi penderita diabetes dan asam lambung berbeda dengan madu hutan," tandasnya.

Editor : Asep Awaludin

Tags :
BERITA TERKAIT