Sukabumi Update

Kasepuhan Sirnaresmi Kabupaten Sukabumi Kenalkan Budaya Lewat Cemilan

SUKABUMIUPDATE.com - Pernah mencoba lantak atau keripik pisang? Cemilan yang satu ini memang kerap diidentikan dengan makanan kampung, maklum lantak memang lebih sering dijumpai di perkampungan, termasuk di Kasepuhan Sirnaresmi yang terletak di Desa Cikakak, Kecamatan Cisolok, Sukabumi.

Melimpahnya pisang nangka di kebun milik penduduk serta murahnya harga jual jenis pisang ini membuat warga memilih untuk mengolahnya menjadi lantak untuk mereka konsumsi sendiri atau sebagai hidangan bagi tamu yang kebetulan berkunjung. 

Melihat potensi ini Vilka Mandala (23)  yang tak lain putra Abah Asep Nugraha, Ketua Adat Kasepuhan Sirnaresmi, berusaha mengangkat kelas cemilan tradisional ini, dan mengenalkanya kepada masyarakat luas. Bermodal pengetahuan dalam tehnik penjualan, Vilka menghadirkan lantak rasa coklat yang unik berbeda dari rasa aslinya. Dalam bentuk aslinya lantak biasa hanya digoreng kering dan ditaburi sedikit garam. 

Selain berusaha menghadirkan rasa yang berbeda dari rasa aslinya, Vilka pun mengemas lantak dalam kemasan yang elegan hingga pantas untuk disajikan di tempat tempat berkelas dengan mengusung brand Lantak Si Jimat. Tak lupa dalam kemasan tersebut Vilka menyertakan gambar leuit yang menjadi ikon kasepuhan.

BACA JUGA:

Keripik Crip Jhon, dari Sukabumi untuk Para Jomblo

Bosan Jadi Karyawan, Wanita Kota Sukabumi Usaha Keripik Setan sejak 2007

Kripik Pisang Banyak Rasa dari Salabintana Kabupaten Sukabumi

Meski dikemas secara modern, dalam prosesnya lantak masih diolah secara tradisional, termasuk proses penggorengannya yang menggunakan hawu dengan kayu sebagai bahan bakarnya serta tanpa sedikit pun menggunakan bahan kimia.

Vilka berharap langkah yang dilakukannya mampu mengangkat citra lantak sekaligus mengenalkan kasepuhan kepada masyarakat. "Sambil promosi budaya juga, itu kenapa saya sertakan gambar leuit, biar yang membeli atau mengkonsumsi tahu dari mana lantak ini berasal, dan kasepuhan kami jadi ikut terkenal," ujar Vilka kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (25/3).

Tak hanya mengejar keuntungan pribadi semata, langkah yang dilakukan Vilka mampu mendongkrak harga pisang nangka sedikit lebih baik, dari yang semula hanya dihargai Rp1.200 per kilogram, kini harga pisang berada pada kisaran Rp1.800 per kilogramnya. 

Vilka melanjutkan, ke depannya ia berharap mampu merekrut tenaga kerja lebih banyak lagi dari warga adat, hingga sedikit banyak mampu memberi nilai tambah ekonomi bagi warga adat. "Saat ini produksi masih sebatas jika ada pesanan. Dan saya baru bisa merekrut dua warga, mudah-mudahan ke depan bisa berkembang jadi lebih bannyak lagi warga yang bisa direkrut," pungkasnya.

Editor : Administrator

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI