Sukabumi Update

Berbekal Resep Rahasia, Curhat Zamal Kota Sukabumi Laris Manis

SUKABUMIUPDATE.com – Berawal dari menjadi pedagang asongan di Kota Bandung, kini Zamal Trisna Bayu (37) warga Gang Murni RT 04/08, Kelurahan Nyomplong, Kecamatan Warudoyong, membuka usaha kuliner sendiri yang diberi nama Cucur Hangat (Curhat).

Ditemui di lokasi berjualannya di Jalan Pelabuhan II, Kelurahan Tipar, Kecamatan Citamiang, Kamis (27/4) malam. Di balik gerobak jualannya yang berukuran 2,5 x 1 meter, Zamal tampak sedang mengolah adonan kue cucur terakhirnya untuk pembeli, meski waktu baru menunjuk pukul 20.30 WIB.

Kepada sukabumiupdate.com di sela-sela membuat kue cucur, Zamal bercerita jika resep membuat kue tradisional yang berbahan utama gula merah dan tepung beras tersebut berasal dari temannya asal Kota Bandung.

"Waktu itu teman saya hendak pergi keluar negeri jadi tenaga kerja Indonesia (TKI), makanya mewariskan resepnya ke saya.  Kalau untuk bahan sih sama, cuma ada resep khusus sehingga rasanya agak beda dengan yang biasa di pasar tradisional,” ucapnya.

Selama dua tahun berjualan, selalu laris manis diserbu pembeli dari pagi sampai menjelang tengah malam. Bahkan tidak jarang, pelanggan tetapnya harus gigit jari untuk menikmati kue cucur buatannya karena kehabisan.

BACA JUGA:

Bakso Kuburan Mantan, Kuliner Mengejutkan dari Eks TKI Asal Sukabumi

Adu Rasa Lokatis pada Festival Kuliner Tradisional Kota Sukabumi

Geco Samsat Kota Sukabumi, Goyang Lidah Penggemar Kuliner

“Sengaja saya buat kue Cucur dadakan, jadi para pelanggan saat membawanya ke rumah masih hangat dan empuk. Makanya saya kasih nama Curhat (cucur hangat)," katanya.

Usahanya tersebut ia kelola dengan menggunakan pola shift seperti di pabrik, karena modal dan hasilnya juga dibagi tiga dengan kedua adiknya yang ikut berjualan. "Biasanya saya dapet shif tiga dari pukul 16.00 WIB-21.00 WIB dan adik pertama pukul 12.00-16.00 WIB. Sedangkan yang bungsu mulai jualan sejak pukul 09.00-12.00 WIB, kadang setelah Isya aja sudah habis,"tuturnya.

Zamal mengaku, setiap shift bisa menghabiskan lima kilo bahan untuk cucur dan meraup penghasilan Rp 400 ribu dengan harga dua ribu rupiah per buah. "Lumayan buat sehari-hari mah, bisa buat nabung, kepengen buka ditempat yang lain," pungkasnya.

Salah seorang pelanggan, Ovi Dila Novianti (21) warga Kelurahan Tipar, Kecamatan Citamiang, mengaku sering membeli kue cucur buatan Zamal. “Saya sering beli, apalagi kalau pulang malam habis kerja. Selain masih hangat, rasanya juga empuk, gurih dan manis,” ujarnya.

Editor : Administrator

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI