Sukabumi Update

Lukisan Pelepah Daun Pisang Asal Cipeueut Kabupaten Sukabumi

SUKABUMIUPDATE.com - Semua orang di Indonesia ini pasti mengenal pelepah daun pisang. Namun tidak semua orang bisa memanfaatkan pelepah pisang ini menjadi maha karya bernilai tinggi.

Inilah yang diubah Asep Suryana (41) dan Yana (38), warga Kampung Ciawitali, Desa Nangerang, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi.

Di tangan dua orang ini, pelepah pisang berubah menjadi media lukisan bernilai tinggi. Karya mereka mampu menembus pasar manca negara.

"Alhamdulillah hasil karya kami banyak dipesan oleh orang Malaysia, Dubai, Pakistan dan Taiwan,” ujar Asep di gerainya yang terletak di kampung Cipeueut, Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung, kepada sukabumiupdate,com, Rabu (14/6).

BACA JUGA: Lebih Dekat dengan Pelukis Tiga Dimensi di Kota Sukabumi

Untuk membuat sebuah lukisan, Asep dan Yana menghabiskan waktu cukup lama, sekitar dua hingga lima belas hari, tergantung tingkat kesulitan yang diminta pemesan.

"Selain membuat gambar wajah orang, kami juga membuat lukisan kaligrafi berbahan pelepah daun pisang. Dan memang tingkat kesulitan untuk melukis kaligrafi ini cukup menguras kesabaran,” tambah Asep.

Untuk harga lukisan, Asep mematok harga dari mulai ratusan ribu hingga jutaan Rupiah. Harga ini sesuai dengan karakteristik lukisan.

“Kemudian harga berpengaruh pula dari bahan dasar cat. Kalau menggunakan cat air, pasir, hingga pensil warna, pasti harganya pun berbeda,” ungkapnya.

BACA JUGA: Ini Gambar Kota Hiroshima 2 di Desa Tegalpanjang Cireunghas Kabupaten Sukabumi Versi Veteran TNI

Asep mengatakan, menggunakan pelepah pisang sebagai media lukisan, bukan sekadar uji coba. Tetapi sudah diperhitungkan.

“Kamudahannya, bahan baku mudah didapat. Tetapi kesulitannya, menyulap pelepah pisang itu menjadi hasil karya. Butuh inspisari dan konsentrasi tinggi,” katanya.

Asep mengatakan, untuk membuat lukisan dari bahan pelepah pisang sangat mudah. Pelepah pisang kering terlebih dahulu di jemur, kemudian dibuatkan pola melalui guntingan atau potongan, dan lem latek untuk mengikat pola.

BACA JUGA: Jiwenk, Karikaturis Sukabumi yang Karyanya Telah Mendunia

“Pola yang telah dipotong itu kemudian di tempel dengan latek. Maka hasilnya akan terlihat. Kemudian tinggal mempercantik dengan menggunakan pewarna,” ujarnya.

Asep mengaku, untuk menjajakan lukisannya, ia sering memanfaatkan pameran yang difasilitasi Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Disperdagkop UKM) Kabupaten Sukabumi.

“Lukisan kami selalu menghiasi berbagai pameran. Mulai dari Sukabumi hingga Jakarta. Dan berkat pameran ini, kami sering mendapatkan order,” katanya.

Editor : Administrator

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI