Sukabumi Update

Seren Taun di Padepokan Girijaya Kabupaten Sukabumi Jadi Wisata Religi

SUKABUMIUPDATE.com - Suasana Mapag Tahun (Menyambut Tahun Baru 1439 H), atau sering disebut juga dengan seren taun di Padepokan Girijaya, Desa Girijaya, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, ternyata berbeda dengan seren taun di tiga tempat lainnya

" Seren taun yang digelar di Padepokan Girijaya, Kecamatan Cidahu, memiliki perbedaan dengan tiga lokasi yang sudah terbiasa menggelar tradisi adat tahunan," ujar Sekretaris Dinas Budpora Kabupaten Sukabumi, Asep Rahmat, kepada sukabumiupdate.com, Jumat (22/9/2017).

BACA JUGA: Kesenian, Adat dan Budaya, Meriahkan Seren Taun Di Kampung Adat Kabupaten Sukabumi

Kalau di Ciptagelar, kata Asep, Sirnaresmi, dan di Ciptarasa, itu lebih mengidentikan ke Budaya. "Tapi, kalau di Girijaya, Cidahu ini lebih kental ke religi," terangnya.

Bila dilihat dari pengunjung yang membludag, lanjut dirinya, bisa diperkirakan mencapai sekitar tujuh ribuan pengujung.

"Namun demikian, pemerintah berharap, hal seperti ini dapat dilestarikan. Karena pengunjungnya cukup bagus, terlihat banyaknya kendaraan dari luar Sukabumi. Seperti kendaraan pengujung dari Tanggerang, Tasikmalaya, Banten, dan Jakarta, terparkir di sepanjang pinggir jalan," tutur Asep.

Melihat akses jalan menuju padepokan sebut Asep, sangat kecil. "Tadinya saya berharap, kepada pengurus Padepokan Girijaya, untuk mengajukan permohonan lahan parkir ke pemerintah. Namun, ketika saya menyampaikan ke panitia, ternyata tidak ada lahan yang tersedia," jelasnya.

Sementara Kepala Desa Girijaya, Dedi Suhendi mengatakan, masyakat sangat antusias menyambut 01 Muharram 1439 H, yang dilaksanakan di Padepokan Girijaya.

"Sedikitnya, sekitar lima ratus iring-iringan Dongdang, berbagai bentuk berisi hasil kebun para petani, dan makanan khas Girijaya, nantinya akan menjadi rebutan pengunjung," kata Dedi, dalam kesempatan sama.

Hal itu, sambung Dedi, rutin digelar setiap tahun sekali. "Perjalanan Dongdang dari bawah hingga di Padepokan Girijaya, jauhnya sekitar satu kilometer. Itu mencerminkan kerukunan dan kekompakan adat budaya Sunda, sebagai rasa syukur atas hasil tanaman para petani," pungkasnya.

Editor : Administrator

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI